IHSG Berpotensi Menguat di Awal November

JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini berpotensi kembali menguat. Dengan demikian, indeks akan melanjutkan tren positif pada sesi perdagangan sebelumnya.

Analis Reliance Sekuritas Indonesia Lanjar Nafi mengatakan, IHSG diprediksi bergerak pada area resistance bearish trend secara teknikal setelah berhasil break out resistance MA20 di kisaran level 5.783. Target terdekat selanjutnya, berada pada level resistance MA50 di level 5.860 hingga upper bollinger bands di level 5.885.

“Diperkirakan IHSG masih akan bergerak menguat dengan support resistance 5.783-5.885,” ujarnya dalam riset, Kamis (1/11/2018).

IHSG menguat sebesar 0,73 persen atau 45,55 poin ke level 5.831 setelah sempat melemah hingga 5.769 pada tengah sesi. Indeks sektor pertanian memimpin penguatan setelah pemerintah berencana memberikan tax holiday kepada produsen biodiesel sebagai dukungan pengembangan industri biofule di Indonesia.

“Rupiah terapresiasi 0,14 persen ke level Rp15.203 membuat investor asing tercatat net buy cukup signifikan sebesar Rp1,53 triliun. Yieldobligasi 10 tahunan turun 7,3 bps ke level 8,55 persen,” ucapnya

Mayoritas indeks saham Asia ditutup menguat signifikan di mana indeks Nikkei (+2,16 persen), TOPIX (+2,15 persen), Hang Seng (+1,60 persen), Shanghai (+1,40 persen) dan KOSPI (+0,74 persen) menguat.

Pelemahan Yen menjadi trigger penguatan ekuitas di Jepang setelah Bank of Japan membiarkan stimulus moneternya tidak berubah. Bank sentral Jepang juga mempertahankan target imbal hasil obligasi tenor 10 tahun sekitar nol persen karena memperbarui perkiraan harga yang mengkonfirmasi tidak akan memenuhi target inflasi untuk tahun-tahun mendatang.

“Pemerintah China berwenang mengambil langkah untuk memerangi taruhan terhadap yuan, yang bertahan di dekat level terlemah dalam satu dekade terhadap greenback,” kata dia.

Bursa Eropa ditutup optimistis mengikuti bursa Asia dan AS dengan indeks Eurostoxx (+1,60 persen), FTSE (+1,31 persen), DAX (+1,42 perseb), dan CAC (+2,31 persen) menguat lebih dari satu persen. Indeks saham di Eropa rata-rata mencatat penguatan tertinggi lebih dari dua minggu. Tingkat pertumbuhan inflasi di zona Eropa naik di atas ekpektasi dengan inflasi inti yoy 1,1 persen dan Inflasi keseluruhan 2,2 persen.

“Sentimen selanjutnya di awal bulan November 2018 investor akan difokuskan pada data indeks kinerja sektor manufaktur di Asia dan AS serta implikasi tingkat pekerja di AS pada pertumbuhan ekonomi,” tuturnya.

Adapun saham-saham yang masih dapat dicermati di antaranya ANTM, ASII, BBRI, INCO, INDY, PGAS, PTBA, SMGR, ELSA, BBTN, dan ADHI.

Sumber Inews

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only