Jakarta – Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN 2019 telah disahkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR pada 31 Oktober 2018. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hal itu menjadi sorotan dan perlu diwaspadai.
“Yang jadi sorotan dan perlu kami waspadai adalah nilai tukar rupiah yang asumsi 2019 dilakukan revisi dari Rp 14.400 menjadi arp 15.000 per dolar Amerika Serikat,” kata Sri di Gedung Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu, 31 Oktober 2018.
Sri Mulyani mengatakan kalau dari fundamental faktor yang pengaruhi rupiah dari sisi neraca pembayaran menang ada potensi terjadinya capital flow yang tidak sebesar seperti dua tahun lalu dan ini akan mempengaruhi sentimen negatif terhadap rupiah.
“Tapi kalau darii riil exchange rate dari rupiah kita, yaitu faktor yang mempengaruhi dari sisi data beli rupiah kita terutama dari perbedaan antar inflasi rupiah dan dolar, itu perbedaannya tidak terlalu banyak sehingga kita dalam posisi yang under valued,” kata Sri Mulyani.
Oleh karena itu, Sri Mulyani melihat kedua hal itu akan relatif balance di 2019. “Tekanan yang di satu sisi menimbulkan sentimen negatif, tapi di sisi lain kita melihat ada potensi stabil dan bertahan,” ujar dia.
Sri Mulyani mengatakam juga paham bahwa banyak bank sentral yang mengalami posisi harus melakukan penyesuaian atau adjusment, seperti dari bank sentral AS atau The fed sudah melakukan komunikasi beberapa kali.
“Dan kita lihat sekarang Turki, maupun Argentina, mereka melakukan perubahan dari sisi policy moneternya dalam rangka untuk menjaga juga nilai tukar. Saya rasa dalam hal ini Bank Indonesia juga melakukan tindakan-tindakan untuk jaga nilai tukar rupiah,” ujar Sri Mulyani.
Adapun, Sri Mulyani mengatakan besaran asumsi dasar ekonomi makro tahun 2019 ditetapkan pertumbuhan ekonomi 5,3 persen, intiasi 3,5 persen, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat Rp 15.000 per dolar AS, tingkat suku bunga SPN 3 bulan 5,3 persen, harga minyak mentah lndonesia US$ 70 per barel, lifting minyak bumi 775 ribu barel per hari, dan lifting gas bumi 1.250 ribu barel setara minyak per hari.
Sumber : tempo.co
Leave a Reply