BPS soal Keinginan Prabowo Setop Impor: Arah Kebijakan Kita ke Sana

Calon Presiden Prabowo Subianto mengkritisi kebijakan impor yang dilakukan pemerintahan Jokowi. Menurut dia, kebijakan impor ini hanya akan melemahkan perekomonian rakyat.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama kuartal III 2018 ini, laju impor memang lebih tinggi jika dibandingkan ekspor. Tercatat impor selama kuartal III 2018 mencapai 14,06 persen (yoy), lebih tinggi dari ekspor yang hanya 7,52 persen (yoy).
Menanggapi hal tersebut, Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, Indonesia memang seharusnya bisa terlepas dari impor. Namun persoalan saat ini Indonesia belum bisa memproduksi sendiri barang-barang asal impor tersebut secara masif.
“Sebetulnya (pengurangan impor) sudah dilakukan beberapa, tapi belum masif. Tapi arah menuju ke sana, teman-teman sudah bisa lihat banyak TKDN (tingkat komponen dalam negeri),” ujar Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin (5/11).
Dia melanjutkan, pemerintah pun saat ini berupaya untuk mengurangi laju impor, mulai dari kebijakan Pajak Penghasilan (PPh) impor pada 1.147 komoditas hingga penggunaan biodiesel 20 persen (B20).
“Kita harus menuju ke sana, itu kan makanya sebetulnya kan Pak Presiden sudah TKDN itu harus ditingkatkan, jadi misalnya industri-industri kita ini banyak menggunakan input dari dalam itu akan bagus, akan meningkatkan nilai tambah kita,” katanya.
Prabowo sebelumnya mengatakan, Indonesia tak lagi memerlukan impor. Dia bilang, impor sama saja seperti menghancurkan rakyat.
“Kita tidak perlu impor-impor lagi makanan, impor-impor itu sebetulnya langkah yang menghancurkan rakyat Indonesia, menghancurkan petani kita sendiri dan melemahkan ekonomi Indonesia karena kita kirim devisa yang langka ke luar negeri,” ucap Prabowo.
Prabowo juga menyampaikan, Indonesia perlu melakukan swasembada energi bahan bakar. Kebijiakan swasembada energi juga akan mengurangi impor bahan bakar yang selama ini dilakukan Indonesia.
Sumber: kumparan.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only