Pasar Menanti Sinyal Inflasi The Fed

Washington – Tidak ada ekonom Amerika Serikat (AS) yang percaya bahwa bank sentral Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya, Kamis (8/11/2018) waktu setempat. Tetapi mereka mengawasi dengan seksama setiap sinyal tentang seberapa khawatir para central banker terhadap tren inflasi.

Dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat dan upah pekerja pada akhirnya mulai meningkat setelah bertahun-tahun kuatnya penciptaan lapangan kerja, pejabat bank sentral khawatir ekonomi bisa terlalu panas.

Para pelaku pasar akan mencari tanda-tanda seberapa agresifnya The Fed.

“Hari ini The Fed tidak akan melakukan apa-apa terhadap suku bunga acuan dan tidak akan mengubah bahasa pernyataan pasca-pertemuan secara signifikan,” kata Ian Shepherdson ekonom dari Pantheon Macroeconomics, dalam sebuah catatan riset, dikutip dari AFP.

“Gambaran ekonomi tidak berubah secara berarti sejak pertemuan September, meskipun ada gejolak di pasar saham.”

The Fed telah menaikkan suku bunga acuan yang memengaruhi segala hal mulai dari kartu kredit hingga hipotek dan kredit mobil. Peningkatan suku bunga ini telah terjadi delapan kali sejak Desember 2015, termasuk tiga kali tahun ini.

Mayoritas ekonom memprediksi kenaikan selanjutnya akan terjadi pada pertemuan terakhir Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Open Market Committee/ FOMC) tahun ini yang diadakan di Desember dan tiga peningkatan lagi tahun depan.

Pasar Menanti Sinyal Inflasi The FedFoto: infografis/the fed/edward ricardo
Setelah 10 tahun pulih dari krisis finansial 2008, pertumbuhan yang kuat telah menurunkan pengangguran ke tingkat rendah dalam sejarah dan inflasi telah stabil pada target 2%.

Tetapi saat tidak adanya kenaikan upah membuat bingung para ekonom dan bankir bank sentral dalam beberapa tahun terakhir, penghasilan rakyat Amerika akhirnya mulai meningkat lebih cepat daripada tingkat inflasi.

Pembuat kebijakan dan komunikasi The Fed telah mengatakan berulang kali mereka berharap untuk melanjutkan langkah pengurangan stimulus ekonomi secara bertahap. Ini akan memungkinkan pertumbuhan berlanjut sekaligus menjaga inflasi tetap rendah.

Berapa lama kecepatan bertahap dapat berlanjut masih belum jelas dan mungkin membutuhkan lebih banyak data tentang apakah kenaikan upah siap untuk memberi pengaruh terhadap inflasi.

Tapi penyelarasan itu sulit dan seperti yang telah ditunjukkan oleh banyak ekonom, hampir setiap siklus pengetatan Fed telah berakhir dalam kemerosotan ekonomi.

Situasinya dipersulit oleh dampak kebijakan bea masuk Presiden Donald Trump yang telah meningkatkan biaya dan ketidakpastian bagi banyak perusahaan nasional.

Produk Domestik Bruto (PDB) AS tumbuh 3,5% annualized dalam kuartal ketiga, sebagian didorong oleh pemotongan pajak perusahaan besar-besaran, tetapi para ekonom memproyeksikan ekonomi Negeri Paman Sam akan melambat pada 2019.

Pertemuan The Fed terjadi setelah pemilu sela pada Selasa lalu yang membuat Demokrat dalam posisi untuk membatasi ambisi Trump dalam kebijakan ekonominya.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only