Jakarta Ratusan mahasiswa dari 5 universitas di Jakarta Barat tampak antusias mengikuti acara Pajak Bertutur yang digelar Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Jakarta Barat. Kelima universitas tersebut, yakni Universitas Esa Unggul, Universitas Tarumanegara, Universitas Trisakti, Universitas Kristen Krida Wacana, dan Universitas Mercu Buana.
Peserta tampak meriah menyambut acara yang dimulai pukul 09:00 wib di PX Pavilion Ballroom Lippo Mall Puri Kembangan, Jumat (9/11/2018). Acara antara lain diisi edukasi kampus, paparan inklusi, MoU antara DJB Jakbar dengan tax center Universitas Tarumanegara, dan lomba artikel pajak serta yel-yel.
“Ini merupakan program Kemenkeu di lingkungan DJB Kanwil Jakarta Barat. Kami ucapkan terima kasih karena tujuan acara ini bertujuan sosialisasi dan edukasi perpajakan,” jelas Ketua Prodi D3 Perpajakan Universitas Trisakti Universitas Trisakti Abubakar Arief dalam pidato pembukaan.
“Sadar tak sadar, sektor pajak memiliki peran yang sangat penting dari pembangunan negara,” tegas dia.
Abubakar menekankan pentingnya peran mahasiswa dalam memberikan transfer pengetahuan sebagai bagian Tri Darma Perguruan Tinggi. Mahasiswa adalah ujung tombak dalam membantu masyarakat memahami pajak.
Kepala Bidang P2 Humas Kanwil DJP Jakbar Henny Suatri Suardi turut berdialog dengan mahasiswa. Dengan gaya santai dan interaktif, sosok ibu lulusan University of Southern California itu memaparkan fungsi pajak sebagai sumber kemakmuran negara dibanding sumber pendanaan lain.
“Ada tiga sumber penerimaan negara: pinjaman luar atau dalam negeri, menjual Sumber Daya Alam (SDA), dan pajak,” ujarnya seraya menjelaskan bahwa dana dari pajak lebih baik karena minim risiko.
Lewat slide powerpoint yang penuh visual, dia menjelaskan, mekanisme pemakaian pajak, gunanya untuk kemakmuran di berbagai sektor, sampai banyaknya wajib pajak yang tidak memenuhi tugasnya.
Tercatat hanya 1,3 juta wajib pajak yang membayar di Indonesia, tetapi banyak yang menuntut pelayanan premium dari negara.
“Ada orang tak memenuhi kewajibannya tapi menuntut hak, itu biasa disebut free rider,” kritik Henny.
Ia mengamanahkan agar mahasiswa bisa mengambil peran sebagai pahlawan untuk menjelaskan pentingnya pajak kepada masyarakat luas. “Kita butuh pahlawan zaman now untuk menyosialisasikan pajak dan manfaatnya,” jelas Henny kepada para mahasiswa.
Sumber: liputan6.com
Leave a Reply