Kata Sri Mulyani Soal Nilai Tukar Rupiah Kembali Melemah

Jakarta – Menteri Keuangan Sri Mulyani terus memantau kondisi terkait bergejolaknya nilai tukar rupiah setelah lebih dari sepekan lalu menguat. Belakangan kurs kembali loyo.

“Kondisi global dan dinamika yang ada itu harus terus kita jaga, waspadai dan bagaimana menjaga ekonomi kita agar bisa absorb itu,” ujar Sri Mulyani di kantornya, Selasa, 13 November 2018.

Beberapa pihak menyebut melesunya kurs rupiah belakangan diakibatkan pengumuman melebarnya defisit transaksi berjalan Indonesia pada triwulan III 2018. Mengenai anggapan tersebut, Sri Mulyani mengatakan pergerakan rupiah selalu dipengaruhi faktor dari luar, maupun di dalam. “Waktu penguatan kemarin kan juga seperti itu.”

Rupiah dibuka melemah ke level Rp 14.747 per dolar Amerika Serikat pada Senin, 12 November 2018. Kurs terus melemah menginjak Rp 14.895 per dolar AS pada Selasa. 

Terkait upaya pemerintah menekan defisit transaksi berjalan, Sri Mulyani berujar masih akan menjalankan dan memonitor langkah yang sebelumnya telah dibahas dalam sidang kabinet. Beberapa langkah yang sudah dirumuskan pemerintah guna menekan defisit transaksi berjalan antara lain perluasan mandatori penggunaan biodiesel dengan campuran 20 persen minyak sawit alias B20. 

Selain itu, pemerintah menaikkan tarif Pajak Penghasilan impor untuk sejumlah barang konsumsi guna mengerem laju impor. Pemerintah juga menyisir sejumlah proyek infrastruktur yang menggunakan banyak barang impor dan bisa ditunda.

“Saya rasa kami sudah membahasnya dalam sidang kabinet, juga bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, langkah-langkah yang dilakukan bersama kementerian dan lembaga, terutama dunia usaha dan dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan,” kata Sri Mulyani.

Sumber Tempo

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only