AS Kembali Ancam China Soal Tarif

Wakil Presiden AS mengancam melipatgandakan tarif impor bagi produk China

PORT MORESBY. Amerika Serikat (AS) tidak akan mundur dari perselisihan dagangnya dengan China. Terbaru, Wakil Presiden AS Mike Pence menyatakan ada kemungkinan AS akan melipatgandakan tarifnya, kecuali China tunduk pada tuntutan AS.

Dalam pidato blak-blakan dalam KTT Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Papua Nugini, Pence melemparkan tantangan ke China pada perdagangan dan keamanan di wilayah tersebut. “Kami telah mengambil tindakan tegas untuk mengatasi ketidakseimbangan kami dengan China. Kami mengenakan tarif US$ 250 miliar untuk barang-barang China, dan tarif bisa jadi dua kali lipat. AS tidak akan mengubah arah sampai China mengubah cara kerjanya,” ujar Pence dikutip Reuters, Sabtu (17/11/2018).

Peringatan keras kemungkinan akan menjadi berita yang tidak diinginkan ke pasar keuangan yang masih berharap mencairnya perselisihan kedua negara tersebut. Padahal, banyak pihak berharap Presiden AS Donald Trump yang tidak menghadiri pertemuan APEC bertemu Presiden  Cina Xi Jinping di Argentina sehingga bisa menghasilan perdamaian.

Peringatan Pance itu sebenarnya bertolak belakang dengan pernyataan yang dibuat oleh Trump pada hari Jumat (16/11). Trump mengatakan, pihaknya mungkin tidak memberlakukan tarif lebih bila Cina telah mengirim daftar langkah-langkah untuk mengatasi ketegangan perdagangan kepada AS.

Trump telah memberlakukan tarif impor barang China senilai US$ 250 miliar untuk menekan China agar mengubah daftar tuntutan yang akan mengubah syarat perdagangan antara kedua negara. Cina telah menanggapi dengan tarif impor barang AS.

Washington menuntut Beijing meningkatkan akses pasar dan perselisihan hak milik intelektual untuk perusahaan AS. Juga memotong subsidi industri dan memangkas selisih perdagangan sebesar US$ 375 miliar.

“China telah mengambil keuntungan dari Amerika Serikat selama bertahun-tahun. Hari-hari itu sudah berakhir,” kata Pance kepada pada delegasi yang berkumpul di kapal pesiar yang berlabuh di Pelabuhan Fairfan Port Moresby.

Sebelumnya, Pence menyoroti soal Laut China Selatan, yang ia sebut bukanlah milik satu negara. Padahal sudah ada negosiasi antara kedua negara belakangan ini.

 

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only