Pengetatan Impor tak Berpengaruh Signifikan Terhadap Industri Otomotif

Jakarta. Kebijakan pengetatan impor yang diberlakukan pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap industri sektor otomotif. Dua anak perusahaan PT Astra Internasional Tbk (ASII) yakni, PT Astra Honda Motor (AHM), dan PT Isuzu Astra Motor Indonesia (IAMI) menyatakan masih bisa mengendalikan kinerja di tengah pengetatan impor.

Direktur Keuangan PT Astra Honda Motor (AHM) Erick Tjahjadi Sadikin mengatakan, pengetatan impor pemerintah berupa kenaikan Pajak Penghasilan (Pph) impor terhadap 900 HS Code (komoditas) sebesar 2,5-7,5 persen tidak berpengaruh secara signifikan.

“Tidak berdampak secara signifikan sejauh ini. Kita tetap bisa menjaga produk ke konsumen. Produk yang kita impor hanya big bike. Jadi tidak terlalu berpengaruh,” kata Erick Sadikin di kutip dari Media Indonesia, Rabu, 21 November 2018.

Hal serupa juga dikatakan General Manager Sales Division PT Isuzu Astra Motor Indonesia Yohanes Pratama. Meski porsi impor komponen masih sebesar 50 hingga 60 persen , pihaknya tidak terlalu terdampak kebijakan pengetatan impor pemerintah. IAMI lebih terdampak pada BBN-KB (Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor) terkait Nilai Jual Kendaraan Bermotor (NJKB).

“Pasti kan semua kendaraan komersil di BBN-KB didaftarkan plat nomornya. Tentu hal ini kebijakan BBN-KB ini menjadi pertimbangan tersendiri,” ungkapnya.

Saat ini, IAMI masih mengimpor sejumlah komponen kendaraan di antaranya, komponen mesin dan komponen transmisi. Sementara, casis dan badan kendaraan mayoritas sudah diproduksi di dalam negeri (localization).

Guna menghindari ketergantungan dengan impor, IAMI juga tengah mengembangkan produksi suku cadang lokal (localization). Untuk meningkatkan lokalisasi itu, IAMI sudah bekerja sama dengan 200 lebih pemasok. Pihaknya juga tengah mencari tahu suku cadang apa saja yang bisa dilokalisasi.

“Lokalisasi sih maunya kita bisa sampai 60 hingga 70 persen. Kita terus lakukan studi untuk menaikan lokalisasinya karena nanti kaitannya dengan (penguatan) dolar Amerika Serikat (USD) dan Yen,” tutur Yohanes.

Hingga saat ini tingkat lokalisasi Isuzu baru mencapai 40 persen. Dengan meningkatkan lokalisasi maka IAMI tidak akan terdampak besar terhadap penguatan nilai tukar mata uang lain.

Sumber: metrotvnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only