Pangkas Defisit, Presiden Jokowi Kembali Tekankan Hilirisasi Industri

JAKARTA–Presiden Joko Widodo kembali mengajak para pengusaha Indonesia terlibat aktif dalam upaya menggenjot hilirisasi industri.

Upaya tersebut bertujuan untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor sekaligus sebagai langkah untuk mengurangi defisit neraca perdagangan dan neraca transaksi berjalan.

“Hilirisasi industrialisasi digenjot, digalakkan. Utamanya hasil tambang tidak bisa lagi kirim mentah. Harus dibelokkan, entah namanya nikel timah kalau tidak bisa barang jadi tapi setengah jadi. Harus dihentikan dan berani beralih ke setengah jadi atau jadi,” kata Presiden di Jakarta, Selasa (27/11/2018).

Sebagai informasi, pemerintah merilis paket kebijakan ekonomi XVI dalam rangka meningkatkan kepercayaan investor asing dan menutup defisit neraca transaksi perdagangan, termasuk melalui investasi langsung maupun investasi di pasar finansial.

Paket kebijakan dimaksud yakni perluasan fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan (tax holiday), relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan pemberian insentif perpajakan bagi devisa hasil ekspor (DHE) industri berbasis sumber daya alam.

Bank Indonesia mencatat defisit neraca transaksi berjalan (current account defisit /CAD) pada kuartal III/2018 senilai US$8,8 miliar atau 3,37% dari Produk Domestik Bruto. Angka tersebut meningkat dari realisasi defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal yang sama pada tahun lalu.

Untuk menangkal pelebaran defisit neraca transaksi berjalan, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan BI 7 days reverse repo rate dari 5,75% menjadi 6%. Dalam setahun terakhir, BI tercatat sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 175 basis poin.

 

Sumber : bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only