BEI Bisa Wujudkan 1.000 Emiten

JAKARTA – Pemerintah berharap jumlah perusahaan yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran saham perdana (Initial Public Offering/ IPO) dalam waktu dekat bisa mencapai 1.000 emiten.

Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, mengatakan tiap tahun emiten baru yang melantai di Bursa antar 30–50 perusahaan. Apabila dibarengi dengan percepatan ekonomi sehingga ekonomi bisa tumbuh dengan baik maka target 1.000 emiten tersebut bisa tercapai.

“Kemungkinan bisa tercapai karena sekarang ini banyak perusahaan yang tertarik untuk go public,” ungkapnya kepada Koran Jakarta, Senin (3/11). Menurutnya, percepatan ekonomi ini yang dapat menjadi magnet bagi perusahaan untuk go public.

Apalagi saat ini banyak perusahaan rintisan atau start up juga melirik lantai Bursa guna mencari pendanaan. Seiring dengan itu kebijakan yang dikeluarkan memudahkan untuk IPO.

Kendati demikian, minat masyarakat untuk menyerap IPO juga perlu ditingkatkan. Apabila minat masyarakat kecil maka perusahaan yang ingin masuk ke pasar juga akan berkurang.

Oleh karena itu, jumlah investor juga harus ditingkatkan. “Regulasi sudah cukup bagus, tapi persoalannya bagaimama meningkatkan jumlah investor lokal,” jelas Hans. Memang, lanjut Hans, saat ini banyak perusahaan kecil-kecil yang melepas sahamnya ke publik terkait dengan kebutuhan pendanaan.

“Namun, kembali lagi bagaimana saham tersebut harus diserap pasar,” imbuhnya. Sebelumnya, Direktur Utama BEI, Inarno Djayadi, mengatakan butuh waktu 2–3 tahun untuk bisa merealisasi agar 1.000 perusahaan mencatatkan sahamnya di Bursa.

Namun diharapkan pada akhir periode kepemimpinannya target 1.000 bisa tercapai. “Tahun ini sudah ada 53 emiten baru dan 10 perusahaan di pipeline. Sekarang total emiten ada 615 emiten.

Kami akan berusaha semaksimal mungkin dan mudah mudahan mencapai 1.000 emiten,” ujar Inarno. Inarno menjelaskan, alasan anak usaha emiten banyak yang belum melakukan IPO lebih dikarenakan waktu.

Padahal dari sisi kesiapan, menurut Inarno, beberapa anak usaha milik perusahaan besar sudah cukup siap melakukan IPO. Sementara itu di sisi lain, adanya faktor eksternal yang terus bergerak membuat calon emiten perlu mencari waktu tepat untuk bisa masuk ke Bursa.

Tim Khusus

Ke depannya, BEI akan terus melakukan sosialisasi kepada calon emiten, terutama perusahaan yang yang ada saat ini dan memiliki anak usaha. Menurut Inarno, Bursa memiliki tim khusus yang bertugas mendorong perusahaan-perusahaan melakukan go public.

BEI juga terus melakukan inovasi untuk menarik minat perusahaan segera bergabung di Bursa, termasuk menerbitkan e-registration sehingga menekan risiko terjadinya duplikasi.

“Mudahmudahan itu bisa mempercepat registrasi perusahaan untuk listing,” kata dia. Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, menyatakan 600 perusahaan lebih yang tercatat di Bursa saat ini masih terbilang sedikit, sehingga masih terus didorong jumlahnya.

Padahal selama ini Pemerintah sudah memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk listing di bursa lewat kebijakan perpajakan. “Saya minta ada 1.000 perusahaan tercatat dalam waktu yang tidak terlalu lama,” tegasnya.

Saat ini, pemerintah sudah memberikan pelonggaran pajak bagi perusahaan yang melepas 40 persen sahamnya ke publik, dengan mendapat potongan pajak penghasilan (PPh) badan sebanyak 5 persen.

“Kami selalu terbuka untuk seluruh kebijakan perpajakan. Kami akan lihat efektivitasnya, apakah masih diperlukan atau tidak, atau perlu dimodifikasi berdasarkan tantangan sekarang ini,” pungkasnya.

 

Sumber : koran-jakarta.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only