Menkeu soroti ekonomi digital dan kesiapan kebijakan perpajakan

Jakarta – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati meyakini bahwa potensi demografi penduduk Indonesia yang didominasi dengan generasi tech-savvy menjadi potensi pasar ekonomi digital yang besar.

Untuk mendukung ekonomi digital, sambungnya, saat ini pemerintah tengah membangun satelit dalam rangka meng-cover konektivitas di seluruh Indonesia.

“Tren bisnis mulai berubah. Banyak perusahaan konvensional itu pindah atau mengembangkan aspek digital, sehingga, kami terus berkomunikasi dengan perusahaan-perusahaan, seperti retail biasa atau market place digital untuk mendapatkan masukan mengenai bisnis model mereka dan apa yang perlu di-adjust dari perpajakan,” ungkap Sri Mulyani di Jakarta, Senin (3/12).

Dari sisi pajak, lanjutnya, kelompok bisnis usaha konvensional menganggap para pelaku usaha digital tidak dikenai pajak.

“Padahal, tidak. Mereka tetap membayar pajak. Para pendiri platform pun juga memiliki pesaing di antara mereka. Kalau pelaku usaha platform ini ditekan, mereka akan pindah ke Facebook atau Instagram,” imbuhnya.

Menurut Sri Mulyani, transaksi kini semakin individual. Kendati begitu, pendeteksian transaksi di dunia itu mudah dilakukan.

“Berhadapan dengan kasus tax avoidance, misalnya, dunia berkesempatan mencegah terjadinya profit shifting. Negara lain pun tidak rela. Digital economy is going to be here, to stay, bahkan on growing,” tuturnya.

Sri Mulyani mengingatkan bahwa fokus pemerintah tidak hanya soal pajak saja, tapi juga permasalahan yang dihadapi di masa depan, antara lain super correctionmoney laundryterrorism financing dan sebagainya.

“Pemerintah tetap mendukung inovasi dan memberikan pelindungan terhadap sektor ekonomi digital,” tandasnya.

Ia melanjutkan bahwa Indonesia memiliki 4 unicorn. Bisnis rintisan yang bernilai di atas sartu miliar dolar AS atau sekitar Rp13,5 triliun, seperti Go-Jek Traveloka, Buka Lapak, dan Tokopedia.

“Indonesia mampu men-create company sekaliber global. Hal ini menjadi daya tarik bagi para pemain digital untuk datang ke Indonesia. Karena itu, kami memperbaiki dari sisi policy, yakni kami memberikan insentif dan berkomunikasi dengan mereka agar terus memberikan nilai tambah,” pungkasnya.

 

Sumber : antaranews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only