Sri Mulyani Menakar Kondisi Kemenkeu 10 Tahun Lagi di Era Digital

JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani memperkirakan kondisi Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dalam 10 tahun ke depan di era digital. Sebelumnya mantan direktur Bank Dunia itu menceritakan sepuluh tahun lalu, Kemenkeu telah menjalankan sebuah reformasi birokrasi.

“Dari segi aturan, Pemerintah dan DPR telah menetapkan paket Undang-Undang Keuangan Negara sebagai salah satu tonggak reformasi di bidang keuangan negara. Dari perjalanan reformasi birokrasi ini, Kementerian Keuangan telah berhasil untuk membuat banyak perubahan,” ujar Sri Mulyani seperti dilansir laman resmi media sosial miliknya.

Dia menambahkan, dari mulai Kemenkeu yang belum menjalankan paket Undang-Undang Keuangan Negara, membuat suatu Balance Score Card pertama kali di Kementerian. Kini mulai memikirkan bagaimana kinerja pegawai diukur dan adanya manajer kinerja untuk mengawal perjalanan pengukuran kinerja di Kementerian Keuangan. “Hal-hal tersebut sebagai sebuah capaian yang luar biasa untuk institusi sebesar Kementerian Keuangan,” ungkapnya.

Di era sekarang ini, teknologi digital telah mengalami kemajuan yang pesat dan sudah mengubah gaya hidup masyarakat khususnya generasi millenial. Kegiatan dari bangun tidur hingga menjelang tidur lagi, pola kehidupan sudah dipenuhi dengan teknologi digital. Membeli makanan, naik kendaraan, pesan barang, mencari hiburan, mencari rekomendasi berbagai hal, dan lain sebagainya dilakukan dengan aplikasi digital. Suka atau tidak, fakta sudah terjadi.

Menurutnya era digital akan mengubah bisnis proses yang dijalankan di Kemenkeu. Dalam satu dasawarsa itu pasti akan mengubah titik-titik kritis dalam sebuah organisasi. Proses pengambilan keputusan, desain organisasi maupun cara kita berinteraksi harusnya berubah.

“Era digital akan membuat orang lebih mudah belajar sehingga kemampuan pegawai akan lebih merata. Pengaruhnya, organisasi akan lebih flat. Dengan organisasi yang lebih landai, jumlah grade pegawai tidak harus dari satu hingga dua puluh tujuh. Dalam organisasi yang flat, tidak semua orang menginginkan menjadi Dirjen. Banyak orang yang menempati jabatan tertentu, dan sudah puas dengan itu,” paparnya.

Konsekuensinya, ungkap dia dengan organisasi yang lebih landai maka level awal organisasi akan bisa dimampatkan dan grade pegawai bisa lebih ringkas, mungkin hanya lima saja. Pembagian pekerjaan akan lebih banyak berdasarkan spesialisasi. Hal ini akan membuat interaksi lebih cair karena adanya debirokratisasi dalam organisasi.

“Jumlah pegawai yang dibutuhkan bisa saja berkurang. Bayangkan 10 tahun lagi jumlah pegawainya tidak perlu bertambah banyak. Kalau pun bertambah mungkin karena kita melakukan ekstensifikasi pajak, atau untuk pegawai Bea Cukai yang bertugas menjaga keamanan wilayah perbatasan kita,” terang Sri Mulyani.

Adanya satelit, teknologi, akan memengaruhi berkurangnya kebutuhan pegawai. Institusi akan beralih dari belanja untuk gaji ke belanja modal. Dalam era teknologi informasi, orang akan banyak lebih butuh barang modal yang lebih canggih, pengelola IT yang bisa memahami transaksi digital.

“Saya ingin Anda mimpi seperti yang saya mimpikan. Kalau saya bisa meletakkan mimpi saya di kepala Anda, mulai hari ini, dan kita sama-sana membangun. Saya yakin bisa,” tutupnya.

Sumber: ekbis.sindonews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only