Curhat Sri Mulyani Soal Menguapnya Kebersamaan Pemimpin G20

Jakarta — Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai kebersamaan para pemimpin G20 yang pernah terjalin saat krisis global 2008 lalu, kini telah menguap. Penguapan tersebut tercermin dari kebijakan ekonomi antar negara yang sekarang ini banyak tidak sinkron.

Ani mengatakan ketidaksinkronan tersebut salah satunya bisa dilihat dari kebijakan konfrontasi perdagangan. Ketidaksinkronan juga terlihat jelas dari normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga The Fed.

Ani mengatakan kebijakan tersebut telah menimbulkan masalah pada ekonomi global. Untuk normalisasi kebijakan moneter dan kenaikan suku bunga acuan The Fed, ia nilai telah menimbulkan gejolak nilai tukar dan arus modal keluar di sejumlah negara berkembang.

Ketidaksinkronan tersebut kata Ani, tidak terjadi pada 2008 lalu, saat G20 Leaders terbentuk. Di tengah krisis ekonomi Amerika Serikat yang ditandai dengan bangkrutnya Lehman Brothers dan perusahaan asuransi dunia AIG yang memicu kepanikan dan krisis keuangan di seluruh dunia pada 2008 lalu, seluruh pemimpin G20 bahu membahu melindungi ekonomi mereka masing-masing dan juga dunia melalui kebijakan yang luar biasa.

The Fed misalnya, mau menurunkan suku bunga secara drastis dari tadinya di atas 5 persen menjadi mendekati nol persen supaya ekonomi terjaga. Mereka juga menyuntikkan likuiditas ke pasar melalui pembelian surat berharga.

Sementara itu dari sisi fiskal, pemerintah AS memberikan dana talangan kepada sektor riil dari perusahaan mobil hingga properti dengan membeli aset macet dan surat berharga agar ekonomi tak makin terpuruk.
Curhat Sri Mulyani Soal Menguapnya Kebersamaan Pemimpin G-20(CNN Indonesia/Andry Novelino)

Dari sisi Inggris dan Uni Eropa, upaya yang kurang lebih sama dilakukan. Demi membendung krisis, mereka rela memberikan dana talangan ke bank gagal untuk menghentikan kepanikan publik dan menginjeksi sektor riil dengan ekspansi fiskal.

Dalam kepanikan tersebut, Menteri Keuangan Amerika Serikat saat itu menelpon seluruh menkeu anggota G20 dan mengajak membentuk forum G20 Leaders. Ia juga mengundang pemimpin negara untuk bertemu dalam rangka menyelamatkan ekonomi dunia yang mendekati kehancuran.

Dan dari pertemuan tersebut, pemimpin dunia sepakat bersama-sama menyelamatkan ekonomi dunia dari kehancuran dengan kebijakan moneter, fiskal dan mendorong sektor riil untuk mengembalikan stabilitas dan kembali mendorong pertumbuhan ekonomi.

“Pada 2008, semua pemimpin negara G20 kompak sepakat menyelamatkan ekonomi dunia dengan kebijakan ekonomi satu arah dan saling mendukung, karena mereka percaya bahwa ekonomi global harus dijaga bersama,” kata Ani seperti dikutip dari akun facebooknya, Selasa (4/12).

Tapi kata Ani, kebersamaan tersebut tak ia rasakan lagi. Dalam pertemuan G20 di Buenos Aires, Argentina pekan lalu, kebersamaan tersebut tidak ia rasakan lagi. “Kekompakan, kebersamaan, dan kesepakatan dan kesepakatan bersama sepuluh tahun lalu seperti menguap,” katanya.

Dalam bidang perdagangan, beberapa negara saling berkonfrontasi. Dalam kebijakan ekonomi, negara mengambil tindakan yang tidak sinkron satu dengan yang lainnya. Masalah tersebut membuat ekonomi dunia menghadapi risiko besar.

Terlebih kata Ani, di tengah masalah tersebut sejumlah negara berkembang mengalami lonjakan utang.

“Kenaikan utang menimbulkan beban dan risiko ekonomi yang nyata,” katanya.

Sumber: cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only