BALI – Kementerian Keuangan (Kemenkeu) optimistis defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018 akan di bawah 2 persen. Dengan demikian, diperkirakan pada APBN 2019 defisit akan semakin mengecil yaitu sekitar 1,84 persen.
Direktur Jenderal Anggaran Kemenkeu Askolani mengatakan, perkiraan tersebut dengan melihat postur defisit APBN pada tahun-tahun sebelumnya yang tidak pernah di bawah 2 persen. Di APBN 2016-2017 defisit di level 2,5 persen kemudian pada APBN 2018 akan di bawah 2 persen.
“Tentu juga di 2019 defisit kita akan lebih kecil dari 2 persen hanya 1,84 persen. Kita sudah lama sekali defisit kita tidak di bawah 2 persen dalam 6-7 tahun ini selalui di atas 2 persen,” ujarnya saat Pelatihan Wartawan di Hotel Novotel, Bali, Rabu (5/12/2018).
Menurut dia, dengan defisit yang trennya semakin menurun ini dapat berdampak pada mengecilnya keseimbangan primer. Dengan demikian, peminjaman utang negara dapat ditekan sehingga pengeluaran negara mengecil akibat manajemen utang yang lebih baik. “APBN kita semakin sehat,” kata dia.
Pada outlook semester I-2018, pemerintah mencatat defisit APBN 2018 di level 2,19 persen. Oleh karenanya, pemerintah memutuskan untuk tidak melakukan APBN-Perubahan 2018.
“Tapi berdasarkan pemantauan kita dari bulan 10-11 (2018) ini kemungkinan di bawah 2 persen lho,” ucapnya.
Oleh karenanya, hal ini sangat bagus karena baru kali ini APBN tidak dilakukan APBN-P justru defisitnya semakin kecil. Padahal APBN-P biasanya dilakukan untuk menekan defisit APBN. “Sekarang kita tidak lakukan APBN-P malah defisit kita makin kecil. Bisa di bawah 2 persen,” tutur dia.
Sebelumnya, Defisit APBN 2018 hingga 30 September mencapai Rp200,2 triliun atau sekitar 1,35 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, defisit APBN tersebut lebih kecil dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp272 triliun atau 2 persen terhadap PDB.
“Defisit APBN dibandingkan periode yang sama tahun lalu turun hampir Rp72 triliun dari keseluruhan defisit tahun lalu, sehingga realisasi sampai September itu defisitnya hanya 1,35 persen, jauh dari tahun lalu yang 2 persen dari PDB,” ujarnya dalam konferensi pers di Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak, Jakarta, Rabu (17/10/2018).
Defisit tersebut disumbang oleh realisasi pendapatan negara sebesar Rp1.312,3 triliun yang lebih kecil daripada belanja negara sebesar Rp1.512,6 triliun hingga akhir September 2018.
Sumber: inews.id
Leave a Reply