Demi Mobil Listrik, Luhut Sebut Bisa Beri Insentif Pajak 0%

Jakarta- Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Pandjaitan mengatakan pemerintah sedang menyusun Peraturan Presiden untuk mendukung mobil listrik. Beleid disusun atas masukan beberapa kementerian seperti Kementerian Perindustrian dan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, lalu disinkronisasikan.

Perancangan aturan ini pun sedang dikebut mengingat posisi Indonesia ternyata cukup penting dalam industri ini sebagai penghasil nikel terbesar di dunia.

“Modal utama penghasil baterai itu adalah nikel, dengan teknologi sekarang kita bisa bikin nikel. Dan kebetulan 11 Januari nanti ada investasi lithium baterai di Morowali US$4,3 miliar dan ground breakingnya,” kata Luhut di kantornya, Kamis (6/12/2018).

Untuk investasi itu, saat ini pemerintah sedang menghitung potensi pasar untuk di dalam negeri maupun yang diekspor. Targetnya, baterai itu bisa digunakan untuk mobil, motor, solar panel, karena perkembangan lithium batterai yang cepat.

“Kita akan jadi pemain global, kita atur tidak mau lagi nikel hanya jadi stainless steel. Berapa persen stainless steel berapa persen lithium karena jadi pengganti energi,” jelasnya.

Kendala di pengembangan kendaraan listrik adalah di penyediaan baterai yang masih mahal, jika pabrik di Morowali sukses hasilkan lithium dalam 1-2 tahun ke depan hal itu tidak masalah lagi.

Sementara, untuk pabrik mobil listrik rencananya akan dibuat di Kerawang, Jawa Barat. “Baterainya dari Morowali tadi, kita punya industri mobil listrik, jadi tidak tergantung mobil konvensional,” jelasnya.

Soal isi aturannya, Luhut belum mau mengungkap gamblang. Tapi, lanjutnya, aturan ini sedang disinkronisasikan dan tengah dikaji apakah masuk dari mobil hybrid dulu baru ke mobil listrik, atau langsung.

“Minggu depan kami rapat, putuskan, sampai ke presiden lalu di ratas (rapat terbatas). Sebelum ke presiden (Presiden Joko Widodo) kita matangkan sehingga pengambilan keputusan betul-betul cermat,” kata Luhut.

Ia melanjutkan, terkait insentif juga akan diberikan untuk industri ini. “Memberikan misalnya pajak nol untuk PPh, nanti kita lihat kan tidak semua barang mobil listrik dari Indonesia. Bahan baku lithium mungkin kita kasih pajak nol, supaya dia masuk ke mari dan lebih murah.

Sumber: cnbcindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only