Jakarta – Calon Wakil Presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno mengungkapkan rencana mendorong pembangunan tanpa utang. Caranya adalah dengan meningkatkan kepatuhan pajak masyarakat lewat pemangkasan pajak yang harus dibayar.
Dengan cara itu, diharapkan masyarakat lebih patuh membayar pajak sehingga penerimaan pajak bisa meningkat dan dapat digunakan untuk membiayai pembangunan tanpa perlu berutang.
Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno, Andre Rosiade mengatakan, strategi itu terinspirasi dari kebijakan ekonomi Rusia di bawah kepemimpinan presiden Vladimir Putin.
“Waktu itu pajak penghasilan di Rusia itu 80%, Presiden Rusia Vladimir Putin menurunkan menjadi 13 persen. Yang terjadi apa? yang terjadi malah pajak di Rusia itu naik 3 sampai 6 kali naiknya. Nah itu yang akan dilakukan Pak Prabowo,” ujar Andre saat dihubungi detikcom, Minggu (9/12/2018).
Penasaran, seperti apa sih kebijakan pajak di Rusia?
Pada 1 Januari 2001, Vladimir Putin menerapkan kebijakan perpajakan baru yang cukup menggemparkan, yakni
Rusia menerapkan pajak flat (flat tax) sebesar 13% untuk penghasilan pribadi terhadap semua pihak. Tujuannya tentu meningkatkan kesadaran pembayaran pajak sehingga pendapatan negara bisa meningkat dan uangnya bisa digunakan untuk kepentingan yang lain seperti mengurangi kemiskinan.
Upaya itupun berhasil dilakukan Rusia. Ada peningatan dalam pendapatan pajak di Rusia sebesar 28% di 2001 dan 21% di 2002. Total pendapatan pemerintah Rusia dari pajak penghasilan pribadi meningkat dari US$ 6,2 miliar pada 2000 menjadi hampir $ 12 miliar pada 2002.
Tingkat kemiskinan di Rusia juga tercatat terus menurun. Melansir data World Bank, rasio tingkat kemiskinan dari batas garis kemiskinan Rusia di 2000 sekitar 29% dari total penduduk.
Kemudian pada 2002 turun menjadi 24,6%. Angka itu terus turun hingga pada 2012 berada di level 10,7%. Namun pada 2013 kembali naik menjadi 13,2%.
Sumber : detik.com
Leave a Reply