JAKARTA. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) berhasil melampaui target perolehan kontrak baru di tahun lalu. Sebelumnya ADHI menargetkan pencapaian kontrak baru sebesar Rp 23,3 triliun di2018. Target tersebut akhirnya sukses dicapai, bahkan melampaui target perusahaan konstruksi pelat merah ini.
Sekretaris Perusahaan ADHI Ki Syagolang Permata menjelaskan, sepanjang tahun lalu, ADHI berhasil mencatat perolehan kontrak baru sebesar Rp 24,8 triliun. “Ini perhitungan di luar pajak. Jumlah ini lebih besar dibandingkan target yang telah ditetapkan perusahaan diawal tahun lalu, yakni Rp 23,3 triliun,” terang dia.
Pada tahun ini, Syagolang mengungkapkan, Adhi Karya menargetkan kontrak baru bisa tumbuh secara konservatif, yaitu sekitar 5%. “Hal ini dipengaruhi oleh kondisi politik yang belum dapat diprediksi menjelang Pemilihan Umum 2019,” jelas dia, pada Selasa(8/1).
Bila menggunakan acuan raihan kontrak baru pada tahun lalu, maka emiten ini berpotensi meraih kontak baru sebesar Rp 26,04 triliun.
Lebih lanjut Syahgolang menuturkan, fokus investasi ADHI di 2019 masih berada di proyek jalan tol, airdan properti. “Namun demikian kami juga akan mengkaji potensi investasi disektor lain, seperti bandar udara,” beber dia.
Syahgolang juga mengatakan, di awal tahun ini, ADHI bersama konsorsium telah melengkapi dokumen prakarsa kepada Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (Kemen PUPR RI) untuk pekerjaan Tol Solo-Jogja-Kulonprogo.
ADHI berharap BinaMarga, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia dapat segera mengajukan usulan penetapan lokasi kepada pemerintah daerah terkait. “Sehingga lelang dapat dilaksanakan oleh Badan Pengatur Jalan Tol pada 2019,”kata dia.
Kejar Proyek LRT
Tahun ini, ADHI jugatengah mengejar target pengoprasian kereta ringan alias light rail train (LRT). Rencananya, proyek strategis nasional (PSN) ini beroperasi pertengahan 2019.
Syahgolang menjelaskan, hingga 31 Desember 2018, progres pelaksanaan pembangunan prasarana LRT Jabodetabek Tahp 1 telah mencapai 55,9%. Untuk lintas Pelayanan I; CawangCibubur penyelesaian sudah 75,9%. Lalu untuk lintas Pelayanan 2: Cawang-DukuhAtas, penyelesaian mencapai 43,9%. Sementara untuk lintas Pelayanan 3: Cawang-Bekasi Timur sudah 50,2%.
Analisis menilai, prospek emiten konstruksi satu ini masih positif. Analis Phintrao Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, anggaran untuk infrastruktur sudah ditetapkan dalam APBN 2019, sehingga target kontrak baru yang relatif konservatif sudah sesuai dengan hitungan APBN. Karena itu, dia memperkirakan, hasil pendapatan dan laba bersih tahun ini juga tumbuh sama dengan perolehan kontrak baru.
Sebelumya, di akhir 2018, ADHI menargetkan pendapatan nail 16% menjadi Rp 18 triliun dari pendapatan tahun sebelumya yang hanya Rp 15,5 triliun. Sedangkan laba bersih tahun ini naik 80% ketimbang laba tahun lalu Rp 515,41 miliar.
Saat ini, menurut Valdy, hal yang perlu diperhatikan ADHI adalah bagaimana mendanai proyek baru. Sebab DER ADHI mencapai 3,65%.
Meski masih wajar DER ADHI lebih tinggi ketimbang DER perusahaan konstruksi lain. DER PT Wijaya KaryaTbk (WIKA) Cuma 3,13% dan PT PP Tbk (PTPP) 2,77%. Karena alasan tersebut, dia menyarankan hold dengan target hanya Rp 2.000. Rabu (9/1) harga ADHI naik 0,85% menjadi Rp 1.770 per saham.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply