Bantuan Sosial Menekan Angka Kemiskinan

JAKARTA. Jumlah penduduk miskin semakin berkurang dan mencapai jumlah terendah sejak 1999. Bersamaan itu, tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukuroleh Gini Rasio juga kembali turun, terendah sejak tahun 2011. Penguatan bantuan sosial jadi kunci keberhasilan ini.

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka kemiskinan per September 2018 turun menjadi 9,66% dari sebelumnya 9,82%. Angka kemiskinan ini yang terendah sejak 1999.

Secara jumlah, penduduk miskin sebanyak 25,67 juta orang, berkurang 0,28 juta dibandingkan dengan Maret 2018 dan turun 0,91 juta orang terhadap September 2017.

Gini rasio juga turun dari 0,389 pada Maret 2018 menjadi 0,384. Jika dibandingkan dengan September 2017 yang sebesar 0,391, gini rasio turun sebesar 0,007 poin.

Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan penurunan angka kemiskinan karena rata-rata pengeluaran per kapita per bulan untuk penduduk yang berada di 40% lapisan terbawah selama periode Maret- September 2018 tumbuh 3,55%. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan kenaikan Garis Kemiskinan pada periode yang sama sebesar 2,36% atau Rp 410.670 per kapita atau per rumah tangga miskin sebesar Rp 1,9 juta.

“Ini karena daya beli petani meningkat, dan inflasi yang terkendali,” jelas Suhariyanto, Selasa (15/1).

Inflasi pada tahun 2018terkendali di level 3,13%, lebih kecil dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 3,61%. Rendahnya inflasi karena pemerintah berhasil menjaga harga pangan. Komoditas pangan berpengaruh besar terhadap kemiskinan mencapai 73,54%. Artinya, garis kemiskinan rentan melonjak tinggi apabila harga pangan naik.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menilai, penurunan jumlah kemiskinan karena keberhasilan dana bantuan sosial dan pembangunan infrastruktur. “Pengeluaran pemerintah, bantuan sosial, apapun itu kombinasinya, bagus hasilnya sehingga tingkat kemiskinan turun. Bayangkan kalau naik,” jelas Darmin, Rabu (15/1).

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas) Bambang Brodjonegoro menyatakan dana bantuan sosial akan terus diperbesar untuk menurunkan kemiskinan. Tahun 2018, anggaran perlindungan sosial di pemerintah pusat Rp 162,5 triliun, sedangkan tahun ini naik menjadi Rp 200 triliun. “Jaminan sosial diperkuat untuk kesehatan, pendidikan sampai bantuan pangan non tunai,” jelas Bambang.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only