Penurunan Laju Ekonomi Bisa Berlanjut Hingga 2024

Bappenas menyiapkan RPJMN dengan menargetkan pertumbuhan ekonomi 5,4%-6%.

JAKARTA. Ekonomi Indonesia beberapa tahun terakhir tumbuh lambat. Perlambatan ini berpotensi berlanjut hingga 2024. Walhasil harapan untuk mencapai pertumbuhan di atas 6% lima tahun ke depan sulit terealisasi.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi yang lesu ini terlihat dari target yang disusun pemerintah di Rencana Pembangunan Jangka Panjang Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan hanya 5,4%-6% dengan rerata pertumbuhan 5,7%per tahun. Meskipun demikian, target pemerintah angka pengangguran dan kemiskinan terus turun.

Menurut Menteri PPN/ Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, target pertumbuhan ekonomi kedepan sulit tumbuh lebih besar seperti sebelum 2013, yang diatas 6%. Apalagipencapaian 1968-1979 saat ekonomi di Indoneisa tumbuh 7,5% per tahun. “Sekarang tumbuh 5% sudah bagus dan sulit mencapainya,” ujar Bambang, Kamis (17/1).

Bambang menyebut Indonesia mengalami permasalahan structural yang menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Misalnya produktivitas industri, khususnya manufaktur, dan tenaga kerja.

Ia menyebutkan tangan industri manufaktur ke depan ialah meningkatkan nilai tambah (value added) agar bisa mendorong daya saing. Hal ini bakal mendorong kemampuan produk dalam negeri untuk bersaing dengan produk negara lain di pasar ekspor.

Untuk itu, ke depan pemerintah harus melanjutkan reformasi structural untuk membangkitkan sektor manufaktur. “Jika kita tidak melakukan reformasi structural perekonomian, bahayanya annual growthrate akan semakin rendah. Dalam scenario if we do nothing, pertumbuhan hanya mencapai 4,8%-4,9% hingga 2024,” tutur pria yang pernah menjabat Menteri Keuangan dan Kepala Badan Kebijakan Fiskal ini.

Fokus SDM

Bappenas telah menyiapkan RPJMN memfasilitasi reformasi structural 2020-2024. Misalnya untuk meningkatkan produktivitas industri dan sumber daya manusia (SDM) Indonesia, maka harus meningkatkan kemampuan SDM dengan keahlian lebih.

“Industri manufaktur memiliki nilai tambah yang lebih lagi dan SDM bisa punya skill tinggi dan spesifik untuk mengakomodasi kebutuhan pasar di masa depan, bukan hanya sekarang,” katanya.

Fokus pemerintah di sektor ketenagakerjaan dalam RPJMN 2020-2024 ialah mencetak tenaga kerja berkemampuan tinggi (high skill) dan spesifik melalui sistem vokasi. Permerintah juga berharap tenaga kerja juga mesti dipersiapkan menghadapi Revolusi Industri 4.0.

Di sektor ekonomi digital, Bappenas, diproyeksi bakal tercipta sekitar 26 juta pekerjaan baru seiring bangkitnya online commerce (e-commerce) pada 2022. Indonesia juga diprediksi menguasai 52% pangsa pasar e-commerce di ASEAN pada 2025.

“Ini adalah salah satu peluang di revolusi industri 4.0. Kalau tenaga kerja tidak siap, pasti akan tertinggal dibanding negara tetangga, misalnya tenaga kerja India yang sudah masuk kategori high skilldan spesifik,” katanya.

Direktur Eksekutif CORE Mohammad Faisal menilai, semestinya RPJMN mematok target pertumbuhan lebih tinggi. Sebab, itu merupakan acuan pemerintah untuk memecut kinerja perekonomian.

Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 5,7% per tahun, revitalisasi industri manufaktur mutlak dilakukan. Hal ini demi mendongkrak daya saing produk-produk manufaktur dan mendorong akselerasi pertumbuhan ekspor manufaktur, apalagi mengingat harga komoditas ekspor terus tertekan. “Manufakur harus menjadi maind river pertumbuhan. Harus ditargetkan pertumbuhan sektor manufaktur mencapai 7%,” terang Faisal.

Sumber : Harian Kontan

Comments

One response to “Penurunan Laju Ekonomi Bisa Berlanjut Hingga 2024”

  1. sushi by 7-11 Avatar

    It’s actually very difficult in this full of activity life to listen news on TV, thus I
    simply use internet for that reason, and obtain the
    hottest news.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only