Potong Pajak AS Melesu

Dari hasil survei: pemotongan pajak di AS belum menarik investasi dari luar negeri

WASHINGTON. Kebijakan pemotongan pajak dari Presiden Donald Trump sejauh ini belum mendatangkan hasil. Survei terbaru menunjukan paket kebijakan pemotongan pajak belum memberikan dampak signifikan terhadap tren investasi.

Lewat kebijakan ini, Trump memangkas pajak AS senilai US$ 1,5 triliun. Survei yang menghimpun pendapat para pebisnis dirilis setelah setahun kebijakan ini diambil.

Jajak pendapat yang digelar Asosiasi Pebisnis Nasional atau The National Association of Business Economics (NABE), dan diterbitkan pada hari Senin (28/1) menemukan hanya beberapa perusahaan melaporkan percepatan investasi karena pajak perusahaan telah dipangkas.

Namun 84% responden mengatakan mereka tidak mengubah rencana investasi mereka. Nilai ini tidak berubah banyak dibandingkan dengan hasil jejak pendapat serupa yang diterbitkan pada Oktober 2018 lalu untuk kondisi kuartal ke3-2018.

Seperti diberitakan Reuters, Senin (28/1), Gedung Putih sebelumnya memprediksikan bahwa paket stimulus fiskal besar-besaran ini akan mendorong belanja bisnis perusahaan sekaligus meningkatkan penyediaan lapangan kerja.

Pemotongan pajak mulai berlaku pada Januari tahun lalu ini, memangkas pajak perusahaan dari 35% menjadi 21%. “Sebagian besar responden, 84% menunjukkan bahwa satu tahun setelah pengesahannya, reformasi pajak perusahaan tidak menyebabkan perusahaan mereka mengubah rencana perekrutan atau investasi,” kata Presiden NABE Kevin Swift.

Kebijakan potongan pajak dibikin buat menarik investor asing.

Namun, tarif pajak yang lebih rendah berdampak pada sektor penghasil barang. Dimana, 50% responden dari sektor itu melaporkan peningkatan investasi di perusahaan mereka. Namun hanya 20% mengatakan bahwa pengusaha bisa saja mengalihkan investasi ke Amerika Serikat dari luar negeri.

Belanja modal melemah

Survei NABE juga menyarankan perlambatan lebih lanjut dalam belanja bisnis, yang melambat tajam pada kuartal ketiga tahun 2018. Ukuran survei belanja modal turun pada bulan Januari ke level terendahnya sejak Juli 2017. Ekspektasi untuk belanja modal untuk tiga bulan ke depan juga melemah.

“Lebih sedikit perusahaan meningkatkan belanja modal dibandingkan dengan tanggapan survei Oktober 2018. Namun pengurangan tampaknya lebih terkonsentrasi dalam sektor infrastruktur daripada dalam investasi teknologi informasi dan komunikasi,” kata Swift, yang juga menjabat sebagai kepala ekonom di American Chemistry Council.

Menurut survei ini, pertumbuhan lapangan kerja meningkat sedikit pada kuartal keempat 2018 dibandingkan dengan angka per kuartal ketiga. Hanya lebih dari sepertiga responden melaporkan peningkatan lapangan kerja.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only