JAKARTA. Pemerintah optimis kinerja investasi yang tidak memuaskan tahun 2018 tak akan terulang tahun ini. Indonesia diyakini punya nilai jual lebih tinggi ketimbang negara lain. Stabilitas makro ekonomi, laju pertumbuhan diatas rata-rata negara lain, dan banyak memberikan insentif ke investor jadi pemicu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, di hadapan pengusaha lokal dan asing di acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019, Rabu (30/1), menyebut kapasitas perekonomian Indonesia jauh lebih besar ketimbang negara lain di kawasan.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun berakhir di atas 5% per tahun. Pencapaian itu lebih tinggi dari rata-rata global yang hanya 3% maupun emerging market dan developing economic 4,5%.
“Tahun ini, target pertumbuhan ekonomi 5,3% dengan konsumsi rumah tangga bakal melaju 5,1% dan belanja pemerintah 7%,” jelas Menkeu.
Hal ini menguntungkan dunia usaha, karena daya beli konsumen akan tumbuh tinggi.
Bersamaan itu, pemerintah juga memberikan berbagai insentif untuk memperbaiki iklim usaha dan mendorong pertumbuhan investasi. Sri Mulyani mencontohkan, Kementrian Keuangan terus melakukan perbaikan kebijakan agar lebih pro investasi.
Misalnya keringanan pajak dalam program tax allowance dan tax holicay. Hingga akhir tahun lalu, total nilai rencana investasi yang memanfaatkan tax holiday mencapai Rp 210,8 triliun dengan penerima sebanyak 12 wajib pajak. Wajib pajak ini terdiri dari 11 investasi baru, dan 1 ekspansi bisnis. Lalu terdapat 149 fasilitas tax allowance yang telah diberikan oleh pemerintah sepanjang tahunlalu, dengan 69 di antaranya telah memasuki tahap 80% realisasi.
Pemerintah juga tengah kaji realisasi insentif double deduction tax bagi sektor usaha yang mengadakan kegiatan vokasi, maupun riset dan pembangunan (R&D). Rencananya,pemerintah bakal memangkas pajak penghasilan (PPh) badan usaha, bagi perusahaan yang terlibat dalam vokasi dan R&D.
Pemerintah membolehkan sebesar 200% dari nilai kegiatan vokasi dan R&D menjadi pengurang pajak penghasilan tersebut. Sektor yang diharapkan fokus melakukan vokasi antara lain agribisnis, pariwisata, kesehatan, e-commerce, dan ekspor jasa.
Pemerintah juga memastikan pembangunan dan investasi infrastruktur tetap berjalan. Alokasi anggaran infrastruktur tahun ini Rp 415 triliun. Dana perlindungan sosial juga meningkat menjadi Rp 385,2 triliun guna menjaga daya beli masyarakat.
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai, saat ini merupakan momentum yang tepat untuk menanamkan modal di sektor rill di Indonesia. Ia optimis prospek investasi di Indonesia tahun-tahun mendatang lebih baik.
Dalam proyeksi BI, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sepanjang 2019 bisa beradadi kisaran 5,0% – 5,4%, dengan titik tengah pertumbuhan 5,2%. Pencapaian pertumbuhan ini didukung kebijakan antar-otoritas juga dibuaat dengan sinergi kuat. “Saling mendukung,” tutur Perry di acara yang sama.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply