Investasi Melambat, Chatib Basri: Dampak Pengetatan Suku Bunga Negara Maju

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan, melambatnya pertumbuhan investasi terutama foreign direct investment (FDI) pada 2018 merupakan dampak dari pengetatan suku bunga di negara maju. Kebijakan itu membuat arus modal balik lagi ke negara-negara tersebut.

“Ini (perlambatan pertumbuhan investasi) efek tightening global, pasti berpengaruh,” ungkap Chatib saat ditemui usai acara Mandiri Investment Forum (MIF) 2019 di Hotel Fairmont, Jakarta, Rabu (30/1/2019).

Ia menyebutkan sejumlah pengetatan moneter di negara maju, seperti bank sentral Amerika Serikat, The Fed menaikkan suku bunganya secara agresif tahun lalu. Hal serupa dilakukan bank sentral Eropa, ECB, sehingga dana asing kembali ke negara-negara tersebut.

Kondisi ini juga memberikan sentimen negatif ke negara-negara berkembang atau emerging markets, termasuk Indonesia.

Selain itu, Chatib menilai kebijakan pemerintah seperti pelonggaran atau insentif pajak (tax holiday) bisa memperbaiki iklim investasi, namun efeknya tidak bisa dirasakan dalam waktu dekat.

“Ini kan baru, jadi masih harus menunggu. Saya lihat kebijakannya akan sangat bisa mendorong (investasi),” ujar ekonom Univesitas Indonesia itu.

Chatib menyarankan kepada pemerintah untuk bisa menyelaraskan kebijakan pemerintah pusat dan daerah.

Menurut Chatib, layanan sistem pelayanan perizinan terintegrasi secara elektronik atau Online Single Submission (OSS) perlu ditingkatkan ke depannya, sehingga menjadi optimal dan tidak terjadi tumpanh tindih antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

“Terlalu cepat bilang layanan OSS belum jalan, koordinasi pemerintah pusat dan daerah menentukan. Apalagi MK mengatakan pempus tidak bisa bisa anulir pemda kan,” jelas Chatib.

“Perizinan dalam satu sistem yang terintegrasi itu memang tidak mudah. Saya perlu katakan, komunikasi pusat dan daerah itu penting,” tambah dia.

Menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), pertumbuhan investasi di Indonesia pada 2018 melambat dari 13,1 persen di 2017 menjadi 4,1 persen.

Selain itu, realisasi investasi pada 2018 hanya mencapai Rp 721,3 triliun atau 94,3 persen dari target yang sebesar Rp 765 triliun. Hal ini disebabkan jumlah investasi asing yang berada di bawah ekspektasi.

Sumber: tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only