Jakarta, Pengumpulan pajak penghasilan pribadi di Kota New York diperkirakan anjlok pada tahun ini. Kondisi ini membuat para pejabat kota itu memperingatkan kemungkinan berakhirnya ledakan jumlah pendapatan selama hampir satu dekade yang menyertai kenaikan Wall Street.
Pada Kamis (7/2/2019) Walikota New York Bill de Blasio memproyeksikan pendapatan pendapatan pajak penghasilan kota akan berkurang US$935 juta (sekitar Rp 14 triliun) dibandingkan tahun sebelumnya. Ia mengisyaratkan juga melebarnya shortfall dalam anggaran Negara Bagian New York.
Pejabat negara bagian dan kota memiliki beberapa alasan atas penurunan tersebut, namun sebagian besar tampaknya terkait dengan Wall Street.
Volatilitas pasar saham di akhir 2018 dan perubahan terkait dengan pemeriksaan pajak federal di 2017 diperkirakan ikut mengganggu situasi anggaran kota, dikutip dari The New York Times,Minggu (10/2/2019).
Sejak dulu, New York menggantungkan pemasukannya dari Wall Street. Industri sekuritas menyumbang tidak proporsionalnya kondisi upah kota.
Selain itu, pajak yang dibayarkan oleh 1% pembayar pajak berpenghasilan tertinggi di New York biasanya setara dengan lebih dari 40% penerimaan pajak penghasilan pribadi di negara bagian itu.
Dalam beberapa tahun terakhir, hubungan itu telah membantu negara bagian dan kota tersebut untuk terus meningkatkan anggaran mereka. Namun, anjloknya pasar saham pada akhir tahun lalu menyebabkan beberapa faktor yang mungkin mendorong realisasi pendapatan pajak penghasilan yang lebih rendah.
Sepanjang kuartal terakhir tahun lalu, S&P 500 dan Nasdaq anjlok masing-masing 13,97% dan 17,5% serta menjadi kinerja kuartalan terburuk mereka sejak kuartal keempat 2008, dilansir dari CNBC International.
Dow Jones turun hampir 12%, terburuk sejak kuartal pertama 2009.
Sebagian besar kerugian tersebut terjadi di bulan Desember saat Wall Street hancur lebur akibat hawkish-nya pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian perang dagang global.
Seluruh indeks turun setidaknya 8,7% di bulan tersebut sementara Dow Jones dan S&P 500 mengalami Desember terburuk sejak masa Great Depression di 1931.
Penurunan pasar tersebut menjadi peluang bagi investor yang ingin mengambil keuntungan dari kerugian investasi itu untuk mengimbangi keuntungan di tempat lain dalam portofolio mereka.
Dengan mengambil risiko kerugian itu, investor akan memangkas keseluruhan pajak yang harus mereka bayarkan dan pada akhirnya mengurangi pendapatan pajak yang disetor ke negara bagian dan kota.
“New York memiliki banyak orang berpenghasilan tinggi dan individu-individu dengan kekayaan luar biasa yang mungkin, pada akhir tahun, memilih untuk menanggung kerugian modal,” kata Jared Walczak, seorang analis kebijakan senior di Yayasan Pajak.
“Hal itu akan menjadi pukulan yang jauh lebih besar bagi New York daripada negara bagian lainnya.”
Pendapatan negara bagian lain juga sangat bergantung pada pembayar pajak berpenghasilan tinggi.
California dan Connecticut, juga mengalami penurunan tajam dalam pendapatan akhir tahun 2018, menurut Lucy Dadayan dari Tax Policy Center, sebuah proyek bersama Urban Institute dan Brookings Institution.
Sumber : cnbcindonesia.com
Leave a Reply