Cukai Tetap,Cuan HMSP Kian Mantab

JAKARTA. Kinerja PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP) bakal lebih mengepul di tahun ini. Pasalnya, pemerintah memutuskan tidak menaikkan cukai rokok. Para analis memprediksi HMSP mampu mencetak pertumbuhan pendapatan dan laba di tahun ini.

Padahal selama ini, pemerintah menaikkan tarif cukai rokok dengan besaran rata-rata 10,5% setiap tahun. Robertus Yanuar Hardi, Analis Kresna Sekuritas, mengatakan, tahun ini HMSP bisa fokus pada strategi penentuan harga jual, sehingga bisa membantu kenaikan laba karena pemerintah tak lagi menaikkan tarif cukai.

Christine Natasya, Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menambahkan, dengan beban operasional tidak naik akan berdampak positif pada kinerja HMSP. Karena selama ini pajak menjadi komponen terbesar dalam perhitungan harga pokok penjualan.

Ke dapan, Christine memprediksi,margin HMSP juga bisa membaik. Robertus memperkirakan, margin operasional HMSP di tahun ini bisa tumbuh 17,2% dari pertumbuhan tahun lalu di 17%.

Christine juga memperkirakan, laba HMSP tahun ini bisa lebih baik. Pasalnya tahun lalu, volume penjualan HMSP hanya naik tipis tapi tetap mampu membukukan pertumbuhan laba.

Berdasarkan rilis dari induk perusahaan HMSP, yaitu Philip Morris Internasional, volume penjualan HMSP dikuartal IV secara kuartalan naik 1,4%, tetapi cenderung flat secara tahunan, dengan total penjualan 26,9 miliar batang rokok.

Secara kumulatif, di sepanjang tahun lalu, volume penjualan HMSP mencapai 101,4 miliar batang atau naik 0,1% secara tahunan. Jumlah ini diatas ekspetasi Christine, yakni 100,7 miliar batang.

“Volume penjualan kami perkirakan tadinya minus, ternyata hasilnya flat jadi lebih baik,” kata Christine,Selasa (12/2). Namun, dia mencatat, di kuartal IV-2018, meski penjualan stabil, tetapi pangsa pasar HMSP terkoreksi menjadi 32,7% dari 33% di kuartal III-2018.

Ke depan, Christine memperkirakan, penjualan Sigaret Kretek Mesin (SKM) bisa meningkat di tahun ini, didukung peningkatan daya beli jelang Pemilu. Robertus pun mencatat, rata-rata pendapatan pernjualan per batang hingga kuartal III-2018 mencapai Rp 1.041 atau naik 7% dari Rp 971 di periode sama pada 2017.

Selain itu, Christine juga menghitung penjualan Sampoerna A akan meningkat. Ini didukung dengan average selling price (ASP) yang naik, meski terbatas.

Robertus menambahkan, turunnya bobot HMSP pada indeks LQ 45 dan IDX30 akan mengurangi keaktratifan saham di pasar sekunder. Dia menyarankan hold dengan target harga Rp 4.000.

Sementara, Deidy Wijaya, Analis Credit Suisse, merekomendasikan neutral dengan target harga Rp 3.825 per saham. Christine merekomendasikan buy dengan target harga Rp 4.300 per saham.

Sumber: Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only