HONG KONG. Produsen mobil bakal menjalani hari yang berat di tahun ini. Seiring penjualan yang masih lesu, ada beberapa faktor yang diprediksi akan membuat dagangan mereka akan turun terus.
Seperti diberitakan Reuters kemarin, penjualan mobil penumpang di China merosot hampir 18% pada bulan Januari dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Hal ini menjadi pertanda buruk terbaru untuk merek global seperti General Motors dan Valkswagen yang punya ketergantungan besar pada penjualan mobil di negara tersebut.
Penjualan mobil di Tiongkok sendiri telah menunjukkan gelagat buruk sejak Juli tahun lalu. Penjualan mobil sepanjang tahun lalu juga menjadi mengalami penurunan pertama dalam dua dekade terakhir.
Penurunan penjualan mobil di China terjadi karena kolaborasi antara upaya pemerintah menekan pinjaman yang beresiko setelah kenaikan tingkat utang yang tinggi dibarengi ketegangan perdagangan dengan Amerika Serikat dan penghapusan subsidi China di sektor otomotif.
Akibatnya, beberapa produsen mobil besar dunia babak belur. General Motors misalnya, mengalami penurunan penjualan sebesar 10%. Sementara penjualan Ford amblas lebih dari 30%.
Tak cuma di China, tantangan juga bakal datang dari kebijakan tarif yang memungkinkan akan di pasang AS. Menteri perdagangan AS Wilbur Ross belum lama ini menyerahkan hasil penyelidikan kepada presiden Donal Trump mengenai potensi ancaman keamanan nasional AS dari impor mobil dan suku cadang.
Produsen otomotif di AS menyebutkan akan melobi Trump atas kebijakan tersebut. Walau tetap saja hasilnya masih penuh tanda tanya.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply