Sri Mulyani Sebut Insentif Libur Bayar Pajak Dongkrak Penerimaan

Jakarta. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan saat ini telah ada insentif libur bayar pajak atu tax holiday untuk 18 sektor industri. Insentif yang diberikan ini membuat penerimaan perpajakan mengalami pertumbuhan pesat.

Hal ini dipamerkan Sri Mulyani dalam acara CNBC Economic Outlook 2018 di Hotel Westin, Jakarta, Kamis (28/2/2019).

“Kita buat 18 sektor ter-cover tax holiday. Kita tidak periksa. Permudah kepabeanan cukai mendukung percepatan restrukturisasi,” kata Sri Mulyani dalam paparannya.

Karena adanya insentif tersebut, kata Sri Mulyani, negara telah mendapatkan pembayaran kembali pajak yang telah dibayar tau restitusi sebanyak 40% hanya dalam dua bulan.

“2 bulan kita sudah mendapat restitusi 40% dibanding tahun lalu. Artinya company cashflow-nya bagus,” katanya.

Sri Mulyani menjelaskan bahwa kondisi ini tercermin dari penerimaan perpajakan sejumlah sektor industri yang mengalami peningkatan. Mulai dari sektor manufaktur hingga jasa keuangan.

“Kalau kita lihat penerimaan pajak sektor manufaktur penerimaan perpajakan masih double digit. Sektor dagang melonjak 2017 pajak 25%, lalu 23% industri jasa keuangan. Kalau dua hari lalu keuntungan Mandiri, BCA semua ketawa, semuagrowth-nya 12%” jelasnya.

Selain di sektor tersebut, Sri Mulyani juga menyebut saat ini Pajak Penghasilan (PPh) dan Pajak Pertambahan Nilai (PPn) terus mengalami peningkatan hingga tumbuh di atas dua digit.

“PPh korporasi double digit mendekati 20%. PPh orang double digit juga tapi 11%, PPn tumbuh di atas 11% penerimaan adalah cerminan dari kegiatan yang ada,” jelasnya.

Lebih dari itu, Sri Mulyani mengatakan, hal yang perlu diwaspadai saat ini ialah kondisi politik dan ekonomi dari sisi global. Karenanya pemerintah terus memantau kondisi tersebut untuk bisa menjaga kondisi ekonomi dalam negeri.

“Pajak dan perpajakan bukan instrumen penerimaan negara kita membuat ini menjadi iklim investasi yang baik. Dari environment global mungkin kita harus waspada. Geopolitik geoekonomi dan geokelola,” katanya.

“Dalam strategi dengan bank Indonesia kita terus memantau dari sisi stabilitas sektor keuangan kita dalam situasi yang dari kami dalam situasi yang normal dan siap menunjang ekonomi,” tuturnya.

Sumber : detik.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only