Pesan Mantan Mendag Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Mantan Menteri Perdagangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Mari Elka Pangestu memberikan tanggapan terkait neraca perdagangan Indonesia. Tanggapan tersebut diungkapkan dalam acara Forum Group Discussion (FGD) dengan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pada hari ini.

Menurutnya, untuk memperbaiki neraca perdagangan adalah dengan cara meningkatkan ekspor. Untuk meningkatkan ekspor pemerintah harus mengidentifikasi apa saja hambatan yang selama ini terjadi.

Beberapa kendala itulah yang membuat ekspor Indonesia sedikit terhambat. Ekspor Januari 2019 turun 3,24% (month on month) dengan nilai USD13,24 miliar. Secara tahunan atau year on year, ekspor Januari 2019 turun 4,70% dibandingkan Januari 2018.

“Kalau jangka pendek ini mungkin tidak terlalu banyak, tapi hambatan dari eksportir itu bisa dipermudah, difasilitasi dan setahu saya Kementerian Perdagangan dengan yang lain sedang membahas ini,” ujarnya di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Senin (11/3/2019).

Setelah diidentifikasi penyebabnya dan dilakukan perbaikan lalu baru masuk ke langkah berikutnya. Adalah dengan menarik investasi ke dalam negeri sebanyak-banyaknya.

Menurut Mari, hal ini yang membuat ekspor Indonesia meningkat. Dengan semakin banyaknya investasi maka barang-barang yang masuk ke dalam negeri sedikit sedangkan pengiriman produk jadi ke luar negeri makin banyak.

“Jangka pendek atasi hambatan yang dihadapi eksportir saat ini. clearance of goods, pajak dan lain-lain termasuk tingkatkan investasi,” ucapnya.

Selanjutnya lanjut Mari, perlu juga adanya peningkatan daya saing di pasar global. Salah satu caranya adalah dengan memperbanyak produk-produk jadi yang memberikan nilai tambah.

“Kita akan meningkatkan investasi di situ sehingga kita menjadi hub di regional. Karena kita mempunyai pasar yang besar dan kalau kita bicara daya saing, bagaimana produk kita bisa bersaing di pasar dalam negeri sehingga produk dalam negeri akan meningkat,” jelasnya.

Selain itu perlu juga didorong sektor-sektor lain yang potensial. Seperti sektor jasa misalnya pariwisata atau pengiriman jasa logisitik yang menjadi keunggulan Indonesia.

“Misalnya logistik. Tidak mungkin ekspor kita baik kalau logistik kita tidak efisien,” ucapnya.

Seperti diketahui, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat realisasi ekspor Indonesia pada Januari 2019 mencapai USD13,87 miliar. Sementara impor di bulan yang sama tercatat USD15,03 miliar. Dengan demikian, neraca perdagangan RI di Januari 2019 mengalami defisit USD1,16 miliar.

Sumber: Okezone.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only