Darmin Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Kuartal II Lebih Tinggi

Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution ikut mengomentari capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang triwulan I 2019. Sepanjang triwulan I 2019, ekonomi Indonesia mencapai 5,07 persen atau naik tipis jika dibandingkan pada 2018 yang mencapai 5,06 persen.

“Kalau tahun lalu kan triwulan I memang segitu. Tahun sebelumnya, kalau ada peningkatan kalau dari triwulan I itu agak rendah,” kata Darmin ditemui di kantornya, Jakarta Pusat, Senin 6 Mei 2019.

Darmin mengatakan, pertumbuhan ekonomi triwulan ini dipengaruhi oleh pergerseran masa panen dari Maret menjadi April. Kendati demikian, Darmin optimis pada kuartal kedua pertumbuhan ekonomi akan lebih meningkat.

Darmin menjelaskan, minusnya kinerja ekspor dan impor tak banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi pada triwulan ini. Sebabnya, kinerja atau nilai ekspor dan impor tak jauh berbeda kinerjanya sepanjang triwulan I 2019.

“Ekspor impor kita nggak terlalu jauh bedanya, karena itu dampaknya kepada PDB nggak terlalu besar, tapi pasti ada dampaknya,” kata Darmin.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi mencatat 5,07 persen pada kuartal I 2019. Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, nilai pertumbuhan itu lebih tinggi dari kuartal I 2018 yang sebesar 5,06 persen.

“Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha jasa perusahaan sebesar 10,36 persen,” kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Senin, 6 Mei 2019.

Adapun dari sisi pengeluaran, angka tertinggi dicapai oleh Komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga yang tumbuh 16,93 persen.

Perekonomian Indonesia berdasarkan besaran Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga berlaku triwulan I-2019 mencapai Rp 3.782,4 triliun. Sedangkan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 2.625,0 triliun.

Menurut Suhariyanto, ekonomi Indonesia triwulan I 2019 terhadap triwulan sebelumnya turun sebesar 0,52 persen atau q-to-q. Dari sisi produksi, kata dia, penurunan disebabkan oleh kontraksi yang terjadi pada beberapa lapangan usaha. Sementara dari sisi pengeluaran, penurunan disebabkan antara lain oleh kontraksi pada komponen pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, dan ekspor.

Suhariyanto mencatat pada realisasi belanja pemerintah pada kuartal I 2019 sebesar Rp 452,06 triliun, lebih rendah dari I 2018 yang Rp 419,44 triliun. Menurut dia, realisasi belanja itu, didorong oleh transfer ke daerah dan dana desa, serta belanja pemerintah. Adapun struktur ekonomi Indonesia secara spasial pada triwulan 2019 didominasi oleh kelompok provinsi di Pulau Jawa dan Pulau Sumatera.

Sumber : tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only