Bahas Lima Tantangan di Pertemuan G20

Jakarta. Menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara dengan kapasitas perekonomian atau produk domestik bruto (PDB) terbesar di dunia membahas situasi perekonomian global terkini di Jepang. Negara yang tergabung di G20 ini menyikapi perkembangan dampak perang dagang maupun perekonomian terkini.

Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, pertemuan menteri keuangan dan gubernur bank sentral G20 di Fukuoka, Jepang 8-9 Juni 2019 membahas lima hal. Pertama, perkembangan perpajakan internasional. Pertemuan itu membahas kemajuan kerja sama internasional untuk mencegah penghindaran pajak melalui Base Erosion and Profit Shifting (BEPS) yang sudah dirintis sejak 2012.

“Termasuk penanganan perlakukan perpajakan untuk kegiatan ekonomi digital,” kata Sri Mulyani Minggu (9/6). Menurutnya, digital ekonomi mengubah model bisnis yang menghilangkan kehadiran fisik perusahaan. Akibatnya, pemerintah sulit menghitung kewajiban pajak sehingga perlu ada sistem pajak baru yang inklusif dan adil.

Kedua, membahas kondisi global imbalances terutama beberapa negara memiliki neraca transaksi berjalan yang surplus seperti China dan defisit seperti Amerika Serikat. Sebab, kondisi ini memicu sentimen anti perdagangan internasional dan proteksionisme perdagangan dan modal.

Ketiga, soal perubahan demografi di negara yang sudah semakin menua dam implikasi kebijakannya. Keempat, soal investasi infrastruktur. Kelima, fragmentasi pasar keuangan, inovasi finansial dan finansial teknologi serta kerjasama anti pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Sumber : Harian Kotan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only