Presiden Mengajak Taipan Berinvestasi di Mandalika

JAKARTA. Pemerintah merangkul kalangan pengusaha untuk melakukan investasi perhotelan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika Nusa Tenggara Barat. Pemerintah inginmengenjot investasi perhotelan di Mandalika agar mendukung promosi wisata di wilayah ini.

Untuk itu, Selasa (21/6), Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengundang taipan dan eksekutif grup konglomerat. Misalnya Budi Hartono dari Grup Djarum, Chairul Tanjung, Harry Tanoe Soedibjo, Peter Sondakh, Eka Tjandra, Tahir, Muktar Wijaya, Gandi Sulistyanto.

Pemerintah ingin jumlah kamar hotel di Mandalika bisa mencapai 16.000 kamar. “Tapi itu kan jangka panjang. Kalau ada MotoGP Mandalika semakin ramai,” ujar Abdulbar M. Mansoer, Presiden Direktur Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC) di kompleks Istana Kepresidenan, Selasa (25/6).

Ajang MotoGP menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan asing hingga 2 juta per tahun. Penonton MotoGP sendiri diperkirakan mencapai 200.000 orang. Untuk itu, membutuhkan dukungan kamar hotel di kawasan Mandalika sebanyak 1.200 kamar dalam dua tahun ke depan. Sisanya KEK Mandalika juga akan menggunakan kamar hotel di Bali dan Lombok.

Abdulbar mengklaim, Mandalika akan memberikan penawaran menarik bagi dunia usaha. Salah satunya tidak adanya pajak penghasilan (PPh) bagi investasi besar. Investasi di KEK Mandalika tidak memberikan kepemilikan lahan kepada pengusaha.

Meski begitu, khusus di KEK Mandalika jangka waktu sewa lebih panjang. “ Di Indonesia yang bisa sewa 80 tahun cuma di Mandalika,” katanya.

Tarif sewa rendah

Atas tawaran tersebut, pengusaha meminta agar harga sewa lahan di Mandalika lebih rendah. Pasalnya di sejumlah KEK kerap terjadi kenaikan tarif sewa lahan yang besar saat perpanjangan.” Tidak boleh terlalu tinggi, karena kami kan tidak memiliki tanah dan investasi di situ,” ujar Hariyadi Sukamdani, pemilik Sahid Group.

Ia menilai ada tren buruk pengelolaan lahan wisata oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Contohnya di Nusa Dua, Bali yang menggerek tarif sewa tinggi saat pengusaha memperpanjang.

Pemilik Mayapada Group Dato Sri Tahir menilai, Mandalika tidak bisa hanya mengandalkan event MotoGP sebagai daya tarik wisatawan. Ia mencontohkan,  sejumlah negara penyelenggara MotoGP dan Formula 1 tidak meraih untung. “MotoGP kan hanya sehari setahun. Sisanya apa yang dilakukan,” ujarnya.

Meski begitu, Tahir menambahkan, pengusaha hotel menyanggupi permintaan pemerintah untuk membangun hotel. Ia optimistis cara ini bisa menciptakan pasar baru.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only