Jakarta – Ekonom Center of Reform on Economics atau Core Piter Abdullah Redjalam mengatakan pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait komitmen lanjutan pembahasan negosiasi perang dagang belum berarti apa-apa.
“Saya tidak melihat sesuatu yang istimewa dari pernyataan Trump dan juga kesepakatan AS Cina yang lalu. Ini mirip gencatan perang sebelumnya. Perang dagang masih akan berlanjut,” kata Piter ketika dihubungi Tempo, Ahad 30 Juni 2019.
Sebelumnya, dalam sebuah konferensi pers usai mengikuti KTT G20 di Osaka, Jepang, Trump menyatakan pemerintah AS dan Cina telah sepakat untuk melanjutkan negosiasi perang dagang. Dia mengatakan, pemerintah AS juga tak akan memberikan tarif dan pajak tambahan bagi produk dari Cina.
Trump telah mengumumkan bahwa pemerintah AS akan memberikan pajak dan tarif tambahan bagi produk Cina sekitar US$ 300 miliar. Selain itu, dalam pernyataan itu, Trump juga telah memperbolehkan perusahaan AS untuk menjual produknya kepada Huawei.
Menurut Piter, kesepakatan yang dihasilkan di sela KTT G20 itu hanya akan meredakan ketegangan sementara. Sebab, kesepakatan itu hanya berupa tidak akan mengenakan tarif baru bagi produk dari Cina. Apalagi, tarif yang telah dikenakan sebelumnya juga tak akan dikurangi.
Karena itu, kata Piter, pernyataan Trump itu tak mengubah kenyataan bahwa perang dagang masih berlangsung saat ini. Meski begitu, setidaknya pernyataan Trump telah memberikan kepastian meski hanya sementara. “Jadi setidaknya perang dagang tidak akan tereskalasi lagi,” kata Piter.
Menurut Piter, pernyataan Donald Trump bakal memberikan sedikit efek terhadap kondisi pasar keuangan. Dia mengatakan rupiah diperkirakan positif meski tidak akan terlampau besar. Sebab, kondisi nilai tukar masih akan dipengaruhi oleh faktor lain seperti defisit neraca dagang dan kondisi ekspor-impor.
Sumber : Tempo.co
Leave a Reply