JAKARTA. Pelaku bisnis properti kian mantap memasarkan apartemen mewah di Indonesia. Ada beberapa faktor pemantik, mulai dari situasi politik pasca pemilu yang stabil hingga obral insentif perpajakan dari pemerintah.
Itulah sebabnya PT Janta Swarna Dipta (JSD), perusahaan joint venture antara PT Jakarta Setiabudi Internasional Tbk dan Swire Properties Ltd, bakal merilis proyek apartemen premium. Tahun ini, mereka segera meluncurkan apartemen mewah di kawasan Dharmawangsa, Jakarta Selatan. Adapun ground breaking proyek JSD akan berlangsung akhir 2019 dan proses konstruksi bakal memakan waktu 3,5 tahun.
Ainsley Mann, Vice Presiden JSD mengatakan, upaya pemerintah membebaskan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) bagi hunian mewah yang nilainya di bawah Rp 30 miliar bakal memuluskan bisnis JSD. “Terlebih proyek pertama kami punya lokasi strategis,” kata dia, Kamis (4/7).
Mengacu Peraturan Menteri Keuangan 86/2019, tarif PPnBM 20% dikenakan untuk hunian yang nilainya di atas 30 miliar. Aturan ini lebih longgar lantaran sebelumnya PPnBM dipatok untuk hunian senilai Rp 10 miliar dan Rp 20 miliar, sesuai jenisnya.
PPnBM itu dikenakan untuk jenis hunian apartemen, kondominium, town houuse. dari jenis strata title. Selain itu, pemerintah akan memangkas pajak penghasilan (PPh) pasal 22 untuk penjualan hunian mewah dari 5% menjadi 1%.
Agar penjualan apartemen bisa menarik, Ainsley menuturkan, ada faktor kunci yang perlu diperhatikan, yakni menawarkan produk seunik mungkin dan sebanding dengan harga yang fantastis.
Namun manajemen Janta Swarna belum mengabarkan kisaran harga proyek apartemen mereka. Yang jelas, proyek JSB bakal berdiri di atas lahan sekitar 3 hektare. “Total luas lahan yang akan dijual diperkirakan selauas 87.000 meter persegi,” sebut Ainsley.
Keyakinan pasar properti bakal menggeliat pasca pemilu juga diutarakan Bill Cheng, Presiden Direktur Brewin Mesa Sutera. “Kami memproyeksikan sektor properti secara umum mulai menggeliat dengan adanya kejelasan pemerintah lima tahun mendatang usai pengumuman pemilu,” kata dia, kemarin.
Selain itu, harga properti cenderung tidak berubah dalam empat tahun terakhir. Sehingga saat ini adalah momen yang pas bagi investor dan pembeli untuk memasuki pasar properti dan memanfaatkan potensi kenaikan di masa mendatang.
Di sisi lain, Brewin Mesa terus melakukan evaluasi terhadap pasar Indonesia, dimana 50% populasi berusia di bawah 30 tahun, permintaan akan terus tumbuh dari generasi milenial yang menghendaki gaya hidup “ringan”.
Bill menilai, pembahasan PPnBM tentu akan memberikan sinyal positif terhadap sektor properti. Brewin belum berencana meluncurkan produk apapun dalam waktu dekat dan masih fokus mengembangkan The Lena.
Sumber : Harian Kontan
Leave a Reply