Sentimen Positif Bisa Mengdongkrak Devisa

JAKARTA. Tren penurunan cadangan devisa Indonesia diprediksi tidak berlanjut pada bulan Juni. Ekonom memperkirakan tekanan terhadap cadangan devisa mulai berkurang sejalan dengan kembali masuknya dana asing (capital inflow) ke pasar keuangan dalam negeri.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memperkirakan cadangan devisa akhir Juni 2019 akan bertambah sekitar US$ 3 miliar – US$ 4 miliar. Rencananya Bank Indonesia (BI) akan merilis data posisi cadangan devisa Indonesia per akhir Juni 2019. Dengan tambahan ini, total posisi cadangan devisa diprediksi menjadi US$ 123,3 miliar – US$ 124,3 miliar.

Ada beberapa perhitungan mengapa cadangan devisa bisa naik. Pertama, bulan lalu pasar sekunder surat berharga negara menggeliat. Ini terindikasi capital inflow sepanjang Juni 2019 sekitar US$ 3,5 miliar. Ini sejalan dengan arah kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) yang menahan suku bunga, sehingga membuat dana asing masuk ke pasar emerging market termasuk Indonesia. “Dari sisi inflow obligasi juga ciamik seiring rating S&P Indonesia yang naik,” kata Josua, Kamis (28/6).

Kedua, Kementerian Keuangan (Kemkeu) menerbitkan global bond dalam dua mata uang yaitu dollar Amerika Serikat (AS) sebesar US$ 750 juta dan Euro € 750 juta, Ini menambah pemasukan devisa dalam negeri.

Ketiga, pergerakan rupiah sepanjang Juni 2019 cukup tenang. Di pasar spot, mata uang Garuda menguat 1% yang ditutup di level Rp. 14.126 per dollar AS pada Jumat (28/6). “Investasi BI mampu menjaga stabilitas rupiah,” katanya.

Keempat, sentimen negatif pada Juni cenderung mereda. Apalag, musim pembayaran utang dan pembagian deviden cenderung lebih banyak di bulan April dan Mei.

Josua memprediksi kenaikan bisa terus berlanjut hingga akhir tahun, hingga ke level US$ 125 miliar – US$ 127 miliar. Angka itu naik 4,1% – 5,2% dari posisi akhir tahun lalu sebesar US$ 120,7 miliar.

Kenaikan devisa lantaran sikap BI yang akan merespon kebijakan moneter The Fed, dengan penurunan bunga acuan BI alias BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRRR). Sementara di sisi domestik cadangan devisa menguat lantaran impor turun, sehingga defisit neraca transaksi berjalan (current account deficit atau CAD) menyempit menjadi 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Tertahan CAD

Sejalan dengan kenaikan cadangan devisa, ekonom memperkirakan nilai tukar rupiah sampai akhir 2019 bergerak stabil di kisaran Rp 14.000 – Rp 14.200 per dollar AS. Sedangkan tahun depan ia prediksi stabil di kisaran Rp 14.000 – Rp. 14.500 per dollar AS. Dengan harapanm tekanan eksternal dari perang dagang antara AS dan China mereda.

Ekonom Center of Reformon Economic (CORE) Indonesia Muhammad Faisal memperkirakan total cadangan devisa akhir Juni sekitar US$ 123,3 miliar – US$ 124,3 miliar. “Capital outflow bulan Juni lebih rendah dibanding bulan Mei,” katanya.

Faisal meramal, cadangan devisa sampai akhir 2019 cenderung stagnan di level US$ 120,7 miliar, meski dana asing yang keluar diperkirakan lebih kecil. Ia berharap BI memangkas bunga acuannya meski hingga saat ini belum ada tanda-tanda dari bank sentral memangkasnya.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail meramal, akhir Juni hanya naik US$ 100 juta – US$ 300 juta menjadi sekitar US$ 120,4 – US$ 120,6 miliar.

Karena tambahan devisa hanya tipis ia memprediksi defisit neraca transaksi berjalan makin lebar. Apalagi April dan Mei lalu menjadi musim pembayaran bunga dan pokok utang pemerintah.

Proyeksi Mikail, cadangan devisa akhir tahun akan tertahan di posisi US$ 120,7 miliar atau sama dengan posisi akhir tahun lalu. Ini juga karena potensi pelebaran CAD.

Selain itu, “Dari capital inflow dan obligasi kemungkinan terbatas. Kemudian investasi asing juga tidak besar,” tambah Mikail.

Mikail kembali mengingatkan masih adanya potensi risiko yang timbul akibat perang dagang antara AS dan China sehingga bisa menekan kurs rupiah sampai akhir tahun 2019. Perkiraan Mikail, mata uang Garuda ada di kisaran Rp 14.300 – Rp 14.400 per dollar AS di akhir tahun.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only