Efek Perang Dagang Mulai Menghantam Ekspor Impor

Jakarta. Dampak nyata perang dagang antara Amerika Serikat melawan China mulai terasa. Perang dagang dua negara dengan ekonomi terbesar dunia ini membuat ekonomi lesu darah, tak terkecuali Indonesia.

Kondisi ini tercermin dari kinerja neraca perdagangan Indonesia, per Juni 2019. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat: nilai ekspor Indonesia mencapai US$ 11,78 miliar. Kinerja ini turun 20,54% dibanding bulan Mei 2019 alias month to month (mtm). Adapun secara tahunan (year on year), ekspor kita juga menyusut 8,98% dibandingkan Juni tahun 2018.

Pada periode sama, impor kita juga melemah, yakni hanya US$ 11,58 miliar atau turun 20,70% secara bulanan. Adapun secara tahunan naik tipis 2,80%. Walhasil neraca dagang periode Juni bisa surplus US$ 196 juta.

Berdasarkan catatan Kepala BPS Suhariyanto, penurunan ekspor terjadi di seluruh komponen, baik minyak dan gas (migas) maupun nonmigas.

Harga agregat rata-rata barang ekspor Indonesia Juni 2019 menurun 1,16% secara bulanna dan berkurang 3,01% secara tahunan. “Untuk rata-rata harga ekspor non-mogas Juni 2019 turun 0,70% mtm,” katanya Senin (15/7).

Menteri Koordnator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyebut, kondisi ini tak lepas dari perekonomian global. “Ekonomi dunia bermasalah,” tandas Senin (15/7).

Darmin bahkan pesimistis kinerja ekspor bisa meningkat dalam waktu dekat. Meski begitu, ia menegaskan, pemerintah terus berupaya menjaga neraca dagang tetap surplus, dengan menekan arus impor migas.

Ekonom Bank UOB Enrico Tanuwidjaja menyebut, kinerja ekspor tahun ini terbatas lantaran permintaan global juga lesu akibat melemahnya ekonomi global sebagai efek perang dagang.

Lesunya ekonomi global, kata ekonom Maybank Luthfi Ridho membuat permintaan loyo. Alhasil, harga komoditas anjlok. Kondisi ini berpengaruh ke Indonesia yang mengandalkan ekspor minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) serta batubara.

Sepanjang semester I, semisal, harga minyak sawit dalam Malaysian Derivative Exchange terkoreksi 18,7% . Sementara harga batubara Ice New Castle anjlok 42,7%.

Adapun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati enggan berspekulasi atas tren penurunan ekspor ini bisa berlanjut lebih lama lagi. Dinamika neraca dagang dipengaruhi faktor musiman setiap bulan. Hanya, pemerintah terus melakukan evaluasi kinerja neraca perdagangan secara menyeluruh.

Kemkeu akan fokus melaksanakan intruksi Presiden Jokowi untuk menggenjot ekspor dengan menyiapkan kebijakan pendukung, yakni: perpajakan, bea cukai, dan lainnya. “Kami terus bekerja sama dengan instansi lain untuk mendukung ekspor dan perkuat industri,” ujar dia.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only