Berbalik Arah, Harga Emas Antam Menguat Jadi Rp772 Ribu

Jakarta — Harga jual emas PT Aneka Tambang Tbk (Antam) berada di posisi Rp772 ribu per gram pada Rabu (28/8). Posisi itu naik Rp5.500 dari Rp766.500 per gram pada Selasa (27/8).

Sementara itu, harga pembelian kembali (buyback) meningkat Rp4.000 dari Rp694 ribu per gram menjadi Rp698 ribu per gram pada hari ini.

Berdasarkan data Antam, harga jual emas berukuran 0,5 gram senilai Rp407,7 ribu, 2 gram Rp1,48 juta, 3 gram Rp2,2 juta, 5 gram Rp3,65 juta, 10 gram Rp7,24 juta, 25 gram Rp17,99 juta, dan 50 gram Rp35,91 juta. Kemudian, harga emas berukuran 100 gram senilai Rp71,75 juta, 250 gram Rp179,12 juta, 500 gram Rp358 juta, dan 1 kilogram Rp705,6 juta.

Harga jual emas tersebut sudah termasuk Pajak Penghasilan (PPh) 22 atas emas batangan sebesar 0,45 persen bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP). Bagi pembeli yang tidak menyertakan NPWP memperoleh potongan pajak lebih tinggi sebesar 0,9 persen.

Berdasarkan data perdagangan internasional yakni acuan pasar Commodity Exchange COMEX, harga emas sebesar US$1.551 per troy ons atau melemah 0,01 persen dari Selasa (27/8). Sedangkan harga emas di perdagangan spot berada di posisi US$1.543,13 per troy ons atau menguat 0,02 persen dari kemarin.

Analis sekaligus Direktur Utama Garuda Berjangka Ibrahim memperkirakan harga emas dunia akan bergerak di rentang US$1.514 sampai US$1.559 per troy ons dengan kecenderungan menguat pada hari ini berkat sentimen dari China dan Eropa.

Dari Negeri Tirai Bambu, sentimen positif terhadap harga emas diberikan dalam ketidakpastian kelanjutan perang dagang antara China dan Amerika Serikat. China sebelumnya mengumumkan bakal membalas AS dengan kenaikan tarif bea masuk impor bagi produk asal Negeri Paman Sam.

Namun, Presiden AS Donald Trump justru mengklaim bahwa China sudah menghubunginya dan mengatakan bakal melakukan negosiasi ulang dengan AS. Hal tersebut membuat harga emas yang semula meningkat berkat genderang perang China, berbalik melemah karena sentimen dari Trump.

Kendati begitu, media nasional China, China Global Times kemudian mengeluarkan pemberitaan yang menyebut belum ada pembicaraan antara pemerintah China maupun AS. “Dikatakan China tidak mengubah posisinya tentang masalah perdagangan ini,” ungkap Ibrahim kepada CNNIndonesia.com, Rabu (28/8).

Hal tersebut, sambungnya, membuat ketidakpastian menyelimuti pasar, sehingga aset safe haven, seperti emas, kembali diburuh.

Selain China, sentimen juga datang dari kawasan Eropa. Pasar menilai Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah membuat kemajuan dalam meyakinkan Uni Eropa untuk menegosiasikan kembali perjanjian Brexit.

Sumber : cnnindonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only