Seabrek Pekerjaan Rumah yang Tak Mudah Menunggu Dirjen Pajak Baru

Jakarta, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak punya pemimpin baru. Kemarin, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melantik Suryo Utomo sebagai direktur jenderal (dirjen) Pajak. Suryo menggantikan Robert Pakpahan yang memasuki masa purnabakti bulan lalu.

Suryo, yang namanya sudah tak asing lagi bagi para fiskus, dituntut bekerja cepat. Sebagai dirjen Pajak baru, dia punya pekerjaan rumah sangat besar dan tak mudah. Terutama, melanjutkan program reformasi perpajakan.

Selama ini, persoalan utama Ditjen Pajak adalah mengejar target penerimaan pajak. Dalam lima tahun terakhir, rata-rata pencapaian penerimaan pajak hanya 87,7% dari target. Tingkat kepatuhan formal wajib pajak juga masih rendah 72% pada 2017.

Dari jumlah itu wajib pajak yang membayar pajak lebih rendah lagi. Tak heran, Organisation for Economic Coperation and Development (OECD) menyebutkan, tax ratio Indonesia paling rendah dibanding negara lain di kawasan Asia Pasifik.

Belum lagi persoalan administrasi perpajakan. Juga, pekerjaan rumah untuk menyelesaikan perubahan sejumlah undang-undang tentang perpajakan yang hingga kini masih terbengkalai.

Presiden Joko Widodo lewat Sri Mulyani berpesan, agar Suryo tetap menjaga momentum penerimaan negara dengan tidak mengganggu iklim usaha. Sebab, perekonomian global mengalami perlambatan yang signifikan. Kebijakan-kebijakan ekonomi negara besar berimbas pada perekonomian kita.

Sri Mulyani mengintruksikan tiga hal kepada Suryo yang sebelumnya menjabat Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Kepatuhan Pajak ini. Pertama, menyelesaikan pembentukan Core Tax System. Kedua, menata organisasi Ditjen Pajak dan data, termasuk Automatic Exchange of Information (AEoI).

Ketiga, memformulasikan kebijakan pajak untuk merambah ekonomi digital. “Pemungutan pajak ekonomi digital harus seimbang, antara memungut secara adil tetapi juga tidak mematikan sektor yang sedang dan akan terus berkembang itu,” tegas Sri mulyani.

Ketua Bidang Perpajakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Siddhi Widya Pratama berharap, di bawah Suryo, Ditjen Pajak serius memperluas basis pajak. Pengusaha juga menanti eksekusi Omnibus Law Pajak, terutama penurunan tarif pajak penghasilan (PPh) badan.

“Penguatan kelembagaan harus dilakukan, agar bisa menjalankan tugas dengan efektif dan optimal,” tambah Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo.

Toh, Suryo masih akan fokus mengejar penerimaan pajak, mengingat waktunya yang sangat singkat. Sampai Oktober lalu, penerimaan pajak baru tembus Rp 1.000 triliun. Artinya, dalam dua bulan kedepan ia harus mengumpulkan Rp 577 triliun lagi untuk mencapai target. “Action dan effort akan kami lakukan. Pokoknya dua bulan ini kami fokus,” janji Suryo.

Sumber : Harian Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only