Uni Eropa Resmi Pungut Bea Masuk 18 Persen Atas Sawit RI

Jakarta– Uni Eropa resmi memungut bea masuk anti subsidi (BMAS) sebesar 8-18 persen terhadap impor biodiesel asal Indonesia pada Senin (9/12) waktu setempat. Pengenaan bea masuk merupakan tindakan perlawanan dari Uni Eropa atas subsidi yang dinilai tidak adil dari Indonesia.

Mengutip Antara, Selasa (10/12), Komisi Uni Eropa melakukan penyelidikan terhadap tuduhan subsidi biodiesel Indonesia. Hasilnya, mereka menemukan bahwa produsen Indonesia mendapatkan manfaat dari subsidi, pajak, hingga akses terhadap bahan baku di bawah harga pasar.

Dengan temuan itu, maka Komisi Uni Eropa resmi memberlakukan bea masuk anti subsidi sebesar 8-18 persen. Besaran bea masuk tersebut sama dengan tarif bea masuk sementara yang berlaku sejak Agustus 2019 lalu.

Menanggapi pengenaan bea masuk anti subsidi itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan mengatakan Indonesia tidak akan tinggal diam. Ia menuturkan pemerintah akan menggenjot implementasi program mandatori campuran biodiesel 20 persen ke minyak solar (B20), B30, B50 hingga B100.

Dengan demikian, produsen CPO Indonesia tidak akan bergantung kepada pasar Uni Eropa.

“Kami akan masuk ke B30 pasti akan berkurang (ekspor CPO) ke sana (Uni Eropa), lalu B40, dan saya kira B50 mungkin kami tidak perlu berpikir itu lagi. Masak kita didikte orang terus sih, kita bangsa ini juga harus menentukan sikap juga,” katanya, Selasa (10/12).

Atas tindakan tersebut, Luhut menegaskan pemerintah akan melakukan perlawanan. Namun, ia belum merincikan langkah konkrit perlawanan tersebut.

Saat disinggung retaliasi kepada produk susu Uni Eropa dan turunannya, Luhut hanya memastikan Indonesia akan mengambil sikap balasan. Kebijakan retaliasi itu pernah dikemukakan oleh mantan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita ketika Komis Uni Eropa mengimplementasikan bea masuk anti dumping sementara pada Agustus 2019.

Enggar berencana mengenakan tarif bea masuk 20 persen-25 persen terhadap impor produk olahan susu dari negara-negara Uni Eropa.

“Istilah retaliasi terlalu kasar, pokoknya lu nakal ama gue, kami juga bisa nakal juga sama lu,” tegasnya.

Mengacu data Komisi Uni Eropa, pasar biodiesel di Uni Eropa mencapai 9 miliar euro atau setara US$10 miliar. Dari jumlah tersebut, Indonesia menguasai sebesar 400 juta euro. Melalui subsidi itu, produsen biodiesel Indonesia menjual produknya dengan harga yag lebih rendah.

“Ini membuat produsen Uni Eropa mengalami kerugian,” kata perwakilan dari Komisi Uni Eropa.

Sumber : CNN Indonesia

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only