Negara-negara Teluk Hadapi Risiko Kehilangan Kekayaan Minyak pada 2034

International Monetary Fund (IMF) telah memperingatkan bahwa negara-negara Teluk berisiko kehilangan kekayaan minyak mereka dalam 14 tahun ke depan.

Hal ini mungkin saja terjadi jika mereka gagal melakukan reformasi ekonomi lebih lanjut.

Dalam sebuah studi yang dirilis awal pekan ini, IMF mengklaim pada posisi fiskal saat ini, kekayaan finansial di kawasan tersebut bisa habis pada 2034, bahkan dalam waktu lebih cepat.

Ini tentu saja akan mengubah kawasan Teluk menjadi ‘peminjam bersih’.

Dikutip dari laman SputnikNews, Minggu (9/2/2020), studi ini secara khusus merujuk pada Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) yang beranggotakan Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi serta Uni Emirat Arab (UEA) yang menyumbang seperlima dari pasokan minyak mentah dunia.

“Reformasi yang sedang berlangsung menggerakkan wilayah GCC ke arah yang benar, namun langkah ini perlu dipercepat,” kata IMF.

Organisasi dana moneter internasional ini pun memuji upaya sebagian besar negara-negara GCC untuk memulai diversifikasi ekonomi dan program reformasi yang mencakup pemotongan subsidi, kenaikan harga listrik, bahkan melakukan nilai tambah pada pajak tambahan dan bentuk pajak lainnya.

Selain diversifikasi, reformasi harus mencakup pengurangan pengeluaran pemerintah dan pengenaan pajak berbasis luas.

Menurut IMF, GCC juga harus mereformasi sektor layanan sipil besar-besaran mereka dan mengurangi tagihan upah publik.

Pada saat yang sama, pemberi pinjaman global memperingatkan bahwa langkah-langkah yang diusulkan akan memiliki banyak konsekuensi sosial dan ekonomi.

Konsekuensi ini akan mempengaruhi lapangan kerja, pendapatan rumah tangga serta kepercayaan bisnis dan investasi.

Reformasi tersebut diperkirakan akan dilakukan saat pasar energi global mengalami perubahan mendasar, dengan kekhawatiran terkait perubahan iklim yang mendorong dunia untuk beralih ke sumber-sumber energi terbarukan.

IMF menilai prospek ini menunjukkan tantangan keberlanjutan fiskal yang signifikan untuk wilayah GCC yang harus menguatkan diri dalam melakukan permintaan hidrokarbon jangka panjang dan harga energi yang lebih rendah.

Sumber: tribunnews.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only