Sri Mulyani Sebut Defisit Melebar, Apa Antisipasinya?

Jakarta – Pemerintah telah menggelontorkan berbagai stimulus untuk menjaga perekonomian tetap tumbuh di tengah tekanan global mulai dari trade war (perang dagang) hingga mewabahnya virus corona (Covid-19). Salah satunya yakni memberikan insentif hingga Rp 10,3 triliun untuk berbagai sektor.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, insentif ini diberikan terutama untuk sektor pariwisata yang terdampak sangat signifikan dengan adanya virus corona.”Kemarin baru selesai dan diputuskan paket kebijakan fiskal. Pertama, fokusnya kepada sektor tourism. Selama lock down atau tidak ada penerbangan, seluruh destinasi pariwisata hotel dan restoran terpengaruh,” katanya dalam acara CNBC Indonesia Outlook 2020 di Hotel Ritz Carlton, Rabu (26/2/2020).

“Oleh karena itu kita berikan beberapa paket untuk tingkatkan wisata, untuk wisman, travel agent dan airlines dan mereka yang berupaya menarik wisman ke Indonesia di luar RRT [China],” ujarnya.

Menurutnya, dengan berbagai insentif yang diberikan dan penerimaan pajak yang tidak terlalu menggembirakan maka akan terjadi pelebaran defisit APBN. Namun, ini harus dilakukan karena pemerintah tidak ingin perekonomian turun karena tekanan global ini.

“Di dalam mengelola kebijakan fiskal, tentu kita ketahui bahwa ada pemasukan dan pengeluaran. Tapi tujuannya untuk kelola ekonomi. Jadi kalau ekonomi turun, penerimaan pajak lemah, kita memang harus siapkan diri untuk tingkatkan defisit,” kata dia.

Ia menjelaskan, defisit akan lebih lebar dari saat ini yang ditetapkan pemerintah sebesar 1,76%. Namun, pemerintah akan tetap menjaga agar pelebarannya tidak terlalu jauh dari yang sudah ditetapkan di APBN 2020.

“Nanti kita lihat, kan itungannya kan nanti kombinasi dari berbagai hal. Tapi kita sudah mengantisipasi, karena di dalam UU APBN 2020 kan di design untuk 1,76%, itu cukup konservatif. Jadi pasti nanti kita akan lihat, room-nya, ruangannya masih sangat ada,” tutupnya.

Sebagai informasi, pemerintah menargetkan defisit anggaran sebesar 1,76% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2020 atau senilai Rp 307,2 triliun.

Sumber : CnbcIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only