Sri Mulyani Sebut Virus Corona ‘Infeksi’ Ekspor CPO dan Karet

Palembang, CNN Indonesia — Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut wabah virus corona menyebabkan ekspor Indonesia melemah. Pelemahan ekspor salah satunya terjadi pada komoditas karet dan crude palm oil (CPO).

Ia tak merinci berapa penurunan ekspor karet dan CPO yang terjadi akibat virus tersebut. Ia hanya mengatakan karena pelemahan tersebut, pemerintah akan meningkatkan kewaspadaan agar daya tahan ekonomi tetap terjaga.

“Belum selesai perang dagang Amerika-RRT berakhir, wabah virus corona menyebar sejak Januari 2020. Virus cepat menyebar ke Jepang, Korsel bahkan di Italia 19 kota sudah ditutup. Inilah dinamika ekonomi global,” kata Sri Mulyani di Palembang, Sumatera Selatan, Jumat (28/2).

Virus corona mewabah di China dan sejumlah negara sejak sebulan belakangan ini. Virus tersebut telah membunuh 2.858 orang sampai dengan Jumat (28/2) ini.

Tak hanya itu, virus juga mulai ‘menginfeksi’ ekonomi di sejumlah negara. Untuk Indonesia, infeksi mulai dirasakan Januari kemarin.

‘Infeksi’ terlihat dari perlambatan penerimaan perpajakan hingga kepabeanan dan cukai pada awal tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan penerimaan perpajakan pada Januari 2020 sebesar Rp84,7 triliun.

Realisasi itu turun dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya yang masih bisa mencapai Rp90 triliun.

Penerimaan perpajakan itu baru setara 4,5 persen dari target sebesar Rp1.865,7 triliun yang ditetapkan pemerintah Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020. Ia menyatakan penerimaan pajak dari sektor perdagangan sebesar Rp22,18 triliun atau hanya tumbuh tipis sebesar 2,6 persen.

Sementara, sektor pertambangan minus hingga 27,3 persen serta transportasi dan pergudangan minus 5,6 persen. Sri Mulyani bilang penerimaan pajak dari sektor pertambangan sebesar Rp7,18 triliun, sedangkan transportasi dan pergudangan Rp4,88 triliun.

“Perlambatan sektor perdagangan harus diwaspadai. Ini mungkin karena Virus Corona terutama paruh kedua Januari 2020. Sebelumnya tumbuh 8,4 persen, sekarang justru hanya 2,6 persen,” kata Sri Mulyani, Rabu (19/2).

Dari sisi jenis penerimaan pajak, PPh 22 impor turun 7,43 persen menjadi Rp4,3 triliun. Kemudian, penerimaan PPh badan merosot 29,34 persen menjadi Rp6,92 triliun, PPh 26 turun 18,66 persen menjadi Rp3,6 triliun, dan PPN impor turun 11,65 persen menjadi Rp12,3 triliun.

Untuk menjaga agar ekonomi dalam negeri tetap terjaga, pemerintah beberapa waktu mengeluarkan stimulus. Stimulus salah satunya berbentuk penambahan saldo kartu sembako murah dari Rp150 ribu menjadi Rp200 ribu untuk 15 juta masyarakat miskin.

Peningkatan tersebut diharapkan bisa mendorong belanja masyarakat sehingga ekonomi bisa tetap tumbuh.

Sumber: CNNIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only