Dampak Corona, DPR Imbau Pemerintah Turunkan Harga BBM

Jakarta – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Sufmi Dasco Ahmad mendorong pemerintah mengambil sejumlah kebijakan moneter dan fiskal demi mengantisipasi dampak penyebaran virus Corona. Salah satunya, Dasco mendorong pemerintah membuat kebijakan yang diiringi dengan percepatan penurunan harga bahan bakar minyak (BBM).

“DPR RI meminta kepada pemerintah untuk membuat berbagai kebijakan yang turut diiringi dengan percepatan penurunan harga BBM,” kata Dasco menjawab pertanyaan tertulis dari wartawan, Senin, 16 Maret 2020.

Dasco menyampaikan usulan ini mengingat harga minyak dunia juga sedang turun. Menurut dia, kebijakan ini penting dalam rangka menjaga daya beli masyarakat dan menjaga tingkat produksi dunia usaha.

“Produktivitas bisa ditingkatkan ketika perusahaan berinvestasi atau menambah skala produksinya,” ujar dia.

Sebelumnya, pemerintah menggelontorkan stimulus fiskal sebesar Rp 22,9 triliun agar ekonomi Indonesia tetap kuat menghadapi dampak penyebaran virus corona. Salah satu stimulus itu adalah pemerintah menanggung Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 untuk karyawan industri manufaktur selama enam bulan per April.

DPR, kata Dasco, juga meminta pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, untuk kembali memberlakukan kebijakan moneter yang bersifat melonggarkan (ease monetary policy). Kebijakan ini untuk melengkapi stimulus fiskal dan nonfiskal kedua dari pemerintah yang akan berlaku 1 April.

“Stimulus yang ditujukan untuk sektor manufaktur ini sudah cukup membantu industri dalam menurunkan biaya produksi dan investasi serta menjaga daya beli,” ujar politikus Gerindra ini.

Ia juga menganggap kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menurunkan kembali suku bunga acuan Bank Sentral. Sebab semakin rendah biaya untuk meminjam (kredit), semakin rendah pula biaya dalam melakukan investasi.

Di sisi lain, lanjut Dasco, pemerintah juga harus membantu menjaga pasokan bahan kebutuhan pokok sehingga harga-harga stabil. Apabila pasokan kebutuhan dalam negeri berkurang akibat pasokan dari Cina terhambat, maka pemerintah perlu mencarikan importir alternatif. “Setidaknya sampai menjelang Lebaran.”

Dasco mengatakan, Cina saat ini memang sudah masuk tahap pemulihan (recovery) dari wabah corona. Namun dia mengingatkan penyebaran di luar Cina pun tak kalah mengkhawatirkan.

Jika disrupsi dari sisi suplai bagi Indonesia masih terus tertekan dan penyebaran belum terhenti sampai kuartal kedua tahun ini, dia memprediksi akan terjadi gelombang pengangguran akibat pemutusan hubungan kerja (PHK) karena produksi akan ditutup.

“DPR RI mengingatkan kepada pemerintah untuk mengantisipasi dampak ekonomi terburuk dari penyebaran virus corona ini. Penurunan pendapatan artinya ke depan akan ada penurunan daya beli masyarakat,” ucap Dasco.

Sumber: Tempo.co

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only