Ekonomi Terancam Covid-19, Sri Mulyani Blakblakan Situasi Terkini

JAKARTA – Skenario terburuk pertumbuhan ekonomi Indonesia dampak penyebaran virus corona atau coronavirus (Covid-19) mencapai minus 0,4%. Sementara skenario terbaik pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya tumbuh 2,3%.

Tidak hanya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mempunyai skenario terburuk. Ekonomi China demikian.

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi China akan melamban dari 6,1% tahun lalu menjadi 2,3% tahun ini berdasarkan skenario terbaik. Akan tetapi berdasarkan skenario terburuk, tingkat pertumbuhan akan merosot menjadi 0,1%.

Dalang utama yang menyebabkan penurunan pertumbuhan ekonomi siapa lagi kalau bukan virus corona (Covid-19). Virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan China membuat ekonomi dunia mengalami resesi.

Khusus untuk pertumbuhan Indonesia, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengakui pertumbuhan ekonomi Indonesia diproyeksikan turun karena dua sumber utama pertumbuhan ekonomi juga lesu, yakni investasi dan konsumsi rumah tangga.

“Outlook ekonomi kita yang turun, karena konsumsi rumah tangga dan investasi yang turun,” kata Sri Mulyani dalam telekonferensi Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Selasa (1/4/2020).

Kondisi yang tidak kondusif akibat covid-19 ini akan menyebabkan menurunnya kegiatan perekonomian. Hal ini dikarenakan kesulitan dari sisi pendapatan bagi perusahaan.

“Ini berpotensi menekan lembaga keuangan akibat kredit tidak bisa dibayarkan dan diberikannya relaksasi. Perusahaan mengalami kesulitan dari sisi pendapatan, dan kemampuan membayar utang-utangnya,” katanya.

Hal ini, kata Sri Mulyani akan membuat outlook ekonomi kian terpuruk. “Terjadi transmisi dari masalah kesehatan dan kemanusiaan menjadi masalah ekonomi,” ujarnya.

Menurut catatan Sri Mulyani, konsumsi rumah tangga akan mengalami penurunan menjadi kisaran 3,2% hingga 1,6%. Sementara konsumsi pemerintah akan dipertahankan.

Untuk kinerja investasi juga akan mengalami penurunan signifikan. Investasi di Indonesia akan merosot dari 6% menjadi 1% atau bahkan bisa minus 4%.

Kemudian, penggerak pertumbuhan ekonomi lainnya seperti ekspor juga akan negatif.

“Impor kita juga akan negatif growth,” kata Sri Mulyani.

Sumber: okezone.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only