Jakarta, Perekonomian Indonesia sepanjang tahun 2020 masih bisa tumbuh positif antara 2,0-2,5%. Hal tersebut bisa didapat, asalkan rakyat disiplin menjalankan aturan dan arahan dari pemerintah untuk menghentikan penularan virus corona atau Covid-19.
“Kami masih optimistis, ekonomi kita tumbuh positif diantara 2-2,5%. Stimulus Rp 405 triliun yang dikeluarkan Jokowi bisa mengangkat ekonomi kita dari keterpurukan yang dalam,” kata pengamat ekonomi Iswahyudi Ashari dalam wawancara kepada SP, Rabu (8/4/2020)
Menteri Keuangan Sri Mulyani telah memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah pandemi Covid-19 berisiko anjlok menjadi 2,3% pada skenario berat. Bahkan, hingga minus 0,4% dalam skenario sangat berat.
“Berdasarkan assessment yang dilihat, BI, OJK, LPS dan kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan turun 2,3%, bahkan dalam skenario yang lebih buruk bisa negatif 0,4%. Sehingga kondisi ini menyebabkan penurunan kegiatan ekonomi dan berpotensi menekan lembaga keuangan, karena adanya kredit yang tidak bisa dibayarkan dan relaksasi kredit, perusahaan sulit dalam sisi pendapatan sehingga kesulitan bayar utang,” ujar Sri Mulyani Indrawati dalam keterangannya, pekan lalu.
Iswahyudi melanjutkan, selain faktor stimulus yang digelontorkan pemerintah, dia juga melihat angka inflasi yang rendah dan terkendali selama Maret, akan terus berlanjut hingga akhir tahun. “Inflasi rendah karena lancarnya pasokan bahan pokok ke segala pelosok Indonesia, sehingga dapat meredam kenaikan harga,” katanya.
Dia menambahkan, tidak naiknya harga barang bisa menaikkan konsumsi rumah tangga. Konsumsi rumah tangga ini yang akan mengerek pertumbuhan ekonomi atau bisa menahan pertumbuhan tidak sampai minus. Dia memperkirakan konsumsi rumah tangga naik 3,2% dalam tahun ini. “APBN mentargetkan konsumsi naik 5%, tapi bila bisa naik 3,2% itu sudah bagus,” jelasnya.
Bank Indonesia, kata dia, juga sangat fokus menjaga kestabilan kurs rupiah, sehigga bisa menekan laju inflasi. Kurs rupiah yang sekarang ada di level Rp 16.000-an per dolar AS, diharapkan stabil. Bahkan, dia memperkirakan akhir tahun kurs rupiah bisa menguat ke posisi Rp 15.000 per dolar AS.
Iswahyudi mengatakan, pertumbuhan ekonomi positif itu sangat tergantung dari penanganan pandemi Covid-19. Bila terus berkepanjangan dan makin banyak korban, maka segala teori tumbuh positif tidak akan dapat tercapai. “Maka sekali lagi saya minta rakyat disiplin mengikuti arahan Pak Jokowi dan para pembantunya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Iswahyudi juga mengatakan, sebenarnya Indonesia lebih baik dibandingkan negaa-negara lain yang terkena wabah covid-19. “Lihat Amerika Serikat korbanya 300.000 lebih, lalu Spanyol 141.000, Itali 135.000 dan Prancis 109.000. Kita semoga tidak seperti mereka. Itu bisa didapat dengan disiplin untuk tetap di rumah,” katanya.
Sumber: beritasatu.com
Leave a Reply