Pertumbuhan Ekonomi 2021 Masih Bisa Lebih dari 5,5 Persen

JAKARTA – Secara statistik, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 masih bisa tumbuh di atas 5,5 persen (yoy).

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Yusuf Rendy Manilet mengatakan semakin melambat laju pertumbuhan ekonomi pada 2020, maka semakin tinggi pula potensi rebound pertumbuhan ekonomi pada tahun depan.

Seperti diketahui, dalam Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) 2021 pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada tahun depan bakal mencapai 4,5-5,5 persen (yoy).

Angka ini sedikit di bawah proyeksi World Bank yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun depan bisa mencapai 5,6 persen (yoy).

Dalam proyeksi World Bank tersebut, defisit anggaran masih diproyeksikan sebesar 2,6 persen dari PDB, sedangkan pemerintah sendiri akan melebarkan defisit ke nominal 3-4 persen PDB sebagaimana yang diperbolehkan dalam Perppu No.1/2020.

“Angka pertumbuhan yang ditargetkan pemerintah bukan tidak mungkin dicapai pemerintah dengan catatan program recovery yang akan diajukan pemerintah itu tepat sasaran,” kata Yusuf, Selasa (14/4/2020).

Defisit anggaran kemungkinan besar masih tinggi karena tahun depan pemerintah masih belum mungkin untuk memaksimalkan penerimaan pajak. Tahun depan, dunia usaha diperkirakan masih melakukan konsolidasi setelah pandemi.

Masalah lain, perluasan basis pajak yang dilakukan oleh otoritas pajak masih belum optimal sehingga penerimaan pajak tahun depan bakal tetap disumbang oleh WP lama, bukan WP baru.

Untuk memaksimalkan dampak dari pelebaran defisit anggaran ini terhadap pertumbuhan ekonomi 2021, pemerintah perlu lebih selektif dalam merealisasikan belanja.

Apabila belanja terpaksa dipotong karena kurang optimalnya penerimaan pajak, maka pelebaran defisit bisa tidak memiliki dampak terhadap pertumbuhan ekonomi.

Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan belanja kementerian dan lembaga (K/L) diperkirakan mencapai Rp937,2 triliun.

Namun, diversifikasi program akan dipangkas dari lebih dari 400 program menjadi tinggal 89 program agar penggunaan anggaran bisa sepenuhnya berfokus pada pemulihan ekonomi.

Sumber: bisnis.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only