Makin Panas! Ini Ancaman Terbaru Trump soal Tarif ke China

Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengancam akan mengakhiri perjanjian perdagangan fase satu dengan China. Apalagi jika negeri Panda gagal memenuhi janjinya untuk membeli barang dan jasa milik AS senilai US$ 200 miliar.

“Kita harus melihat apa yang terjadi [dengan pembelian] karena apa yang terjadi saat ini,” kata Trump selama balai kota virtual dari Lincoln Memorial di Washington, awal pekan ini.

“Mereka mengambil keuntungan dari negara kita. Sekarang mereka harus membeli dan, jika mereka tidak membeli, kami akan mengakhiri kesepakatan. Sangat sederhana,” lanjutnya, sebagaimana dikutip dari South China Morning Post.

Kesepakatan tarif terkait perang dagang antara kedua negara yang terjadi sejak 2018. Namun Februari, perdamaian parsial dibuat kedua negara, dengan penandatanganan kesepakatan fase satu.

Pada saat itu, AS mengurangi separuh tarif yang berlaku bagi barang China ketika masuk AS. Namun tetap memberlakukan pajak impor 25% untuk produk China senilai US $ 250 miliar.

Sebagai gantinya, pihak China berjanji untuk membeli, setidaknya US$ 200 miliar lebih banyak barang dan jasa AS di tahun 2017. Termasuk US$ 40 miliar barang pertanian.

Banyak yang berspekulasi bahwa kemampuan China untuk melakukan pembelian dirusak oleh pandemi COVID-19. Aturan penguncian (lockdown) berbulan-bulan demi menekan angka penyebaran wabah, menyebabkan kontraksi ekonomi pertama negara itu sejak tahun 1987.

Ini juga terkait tuduhan Trump soal virus corona berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Trump menyebut China sengaja membiarkan penyebaran dan melakukan disinformasi.

“Secara pribadi saya pikir [China] membuat kesalahan yang mengerikan. Mereka berusaha menutupinya. Ini benar-benar seperti [mereka] berusaha memadamkan api. Mereka tidak bisa memadamkan apinya,” kata Trump.

“Apa yang benar-benar China perlakukan pada dunia adalah, mereka menghentikan orang pergi ke China, tetapi mereka tidak menghentikan orang pergi ke AS dan seluruh dunia.”

AS sedang melakukan penyelidikan tentang asal-usul corona. Ini menjadikan Institut Virologi Wuhan sebagai pusat sejumlah teori konspirasi.

AS sendiri kini memiliki 1.212.835 kasus positif, 69.921 kasus kematian, dan 188.027 kasus berhasil sembuh per Selasa (5/5/2020), menurut data dari Worldometers.

Sumber : CnbcIndonesia.com

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only