CPO Mulai Mekar

Permintaan minyak sawit (CPO) global mulai naik. Sementara produksi terkendala sehingga berdampak pada kenaikan harga.

Sudah lebih dari satu bulan harga sawit mentah alias crude palm oil (CPO) bergerak dalam tren menguat. Mengutip Bloomberg, Kamis (11/6) harga CPO kontrak pengiriman Agustus 2020 di Malaysia Devirative Exchange berada di level RM2.366 permetrik ton, naik 16,9% dalam sebulan terakhir.

Kenaikan harga CPO menjadi sinyal yang baik bagi prospek kinerja emiten CPO dalam negeri. Apalagi, Malaysia juga mencatat penurunan stok CPO, sehingga berpeluang mengangkat harga lebih tinggi. Data Dewan Sawit Malaysia menunjukkan stok CPO negeri jiran itu turun 0,5% pada bulan Mei, dibanding bulan sebelumnya.

Analis Panin Sekuritas Juan Oktavianus mengatakan, permintaan CPO global secara keseluruhan masih tertekan akibat Covid-19. Namun, sejak April lalu, China sudah mulai meningkatkan permintaan CPO seiring dengan mulai meredanya pandemi Covid-19 di negara itu. “Jika semakin banyak negara yang mulai relaksasi pembatasan sosial karena Covid-19, maka permintaan CPO kuartal ketiga bisa naik signifikan,” papar Juan.

Melihat kondisi saat ini, analis NH Korindo Sekuritas, Meilki Darmawan, mulai optimistis dampak pandemi Covid-19 sudah mulai terkikis. Hanya, investor tetap harus mencermati pergerakan harga CPO hingga kuartal III-2020.

Dari sisi suplai, baik Indonesia maupun Malaysia mencatat penurunan cadangan CPO. Angka produksi juga turun lantaran usia pohon masih berjalannya program replanting dari produsen. “Jadi sebenarnya inilah yang membuat harga konsolidasi,” ungkap Juan.

Pajak Ekspor

Sejak 1 Juni 2020, pemerintah menaikkan pungutan ekspor CPO sebesar 10% menjadi US$ 55 per ton. Kenaikan pungutan ini, menurut Meilki, tidak akan memberi pengaruh besar pada penjualan CPO dari emiten. Cuma, beban biaya perusahaan tentu akan naik.

Di sisi lain, kenaikan tarif ekspor bisa memperkuat konsumsi CPO domestik, khususnya untuk program biodiesel. “Kondisi tersebut diharapkan dapat menguntungkan bagi emiten CPO di tahun ini,” lanjut Meilki.

Namun demikian, Meilki melihat lambannya program replanting dan potensi impor CPO ke beberapa negara terkait kondisi pandemi Covid-19 masih menjadi tantangan sektor CPO ini.

Jika konsumsi CPO kuartal ketiga benar-benar naik, maka peluang petumbuhan kinerja emiten CPO tahun ini akan semakin besar. “Kami rasa emiten CPO dengan neraca bagus masih bisa menjadi pilihan menarik,” ujar Juan.

Meilki masih memberikan rating overweight untuk sektor CPO. Bagaimana prospek dan rekomendasi emiten CPO?

Sumber: Tabloid Kontan

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only