Konsumen masih pesimistis terhadap outlook ekonomi 6 bulan ke depan

JAKARTA. Konsumen nampak semakin pesimistis terhadap kondisi perekonomian enam bulan ke depan. Berdasarkan riset Danareksa Research Institute (DRI), ini terlihat dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) yang turun 1,6% mom ke 97,9.

“Namun, ini bisa membaik dengan munculnya harapan akibat pelonggaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan juga adanya stimulus fiskal yang diberikan oleh pemerintah,” kata Head of Economic Research DRI Moekti P. Soejachmoen dalam keterangan resmi terkait optimisme konsumen yang diterima Kontan.co.id, Selasa (4/8).

Moekti memerinci, turunnya IEK pada Juli 2020 dipengaruhi turunnya proporsi konsumen yang yakin akan adanya pendapatan rumah tangga yang semakin baik di enam bulan ke depan. Proporsinya turun 6,5% ke 72,9%. Ini juga sejalan dengan proporsi konsumen yang meramal pendapatan akan lebih rendah, meningkat ke 41,6%.

Proporsi konsumen yang yakin kalau akan tersedia lapangan pekerjaan pada enam bulan ke depan juga turun 1,8% menjadi 96,7. Ini seiring dengan peningkatan proporsi konsumen yang khawatir kalau lapangan pekerjaan akan semakin susah dicapai, menjadi 13,8% dari 13,1% pada Juni 2020.

“Apalagi, ini didukung dengan banyaknya pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat merebaknya Covid-19,” jelas Moekti.

Konsumen juga nampak khawatir terhadap peningkatan inflasi pada 6 bulan ke depan. Indeksnya bahkan meningkat 3,0% menjadi 166,2. Ini sejalan dengan inflasi pada JUni 2020 yang meningkat menjadi 0,18% mom.

Kabar baiknya, konsumen di kota-kota besar lebih optimis terhadap stabilnya pergerakan nilai tukar rupiah. Ini terlihat dari indeksnya yang meningkat 19,4% ke 74,4.

Di waktu yang sama, konsumen juga lebih optimis kalau rupiah bisa menguat dalam jangka pendek. Indeksnya meningkat 3,8% ke 112,5.

Dengan perkembangan IEK tersebut, mempengaruhi Indeks Kepercayaan Konsumen (IKK) pada bulan lalu untuk bergerak ke level pesimistis. IKK tercatat sebesar 71,4 alias menurun 1,8% mom dari bulan sebelumnya yang sebesar 72,6.”IKK masih menurun meskipun pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sudah mulai dilonggarkan oleh pemerintah. Ini menunjukkan dampak Covid-19 sangat masif karena IKK turun terus bahkan dari April 2020,” tandas Moekti.

Sumber: Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only