Mulai awal Oktober 2020, Pemerintah menawarkan, Obligasi Ritel ORI018. Apakah layak dikoleksi investor?
Pemerintah kembali menerbitkan surat berharga negara (SBN) ritel yakni ORI018. Terhitung hingga saat ini, pemerintah telah menawarkan total lima SBN ritel yakni Savings Bond Ritel seri SR009, Sukuk Negara Ritel seri SR012, Obligasi Negara Ritel seri ORI017, serta SR013. Lantas, awal Oktober lalu ditambah lagi dengan ORI018.
Ada yang berbeda dari penawaran ORI018 dibanding keempat ORI sebelumnya, yakni dari sisi kuponnya. Kali ini tingkat kupon yang dipatok Pemerintah lebih rendah, yaitu sebesar 5,7% per tahun. Artinya, lebih kecil ketimbang ORI017 sebesar 6,4%.
Sekedar informasi saja, Obligasi Negara Ritel (ORI) seri ORI017 laris manis diburu investor, dan ditawarkan saat awal pandemi Covid-19. Hasil penjualannya mencapai Rp 18,34 triliun, yang artinya melebihi target penjualan yang cuma sebesar Rp 5 triliun.
Nah, ORI terbaru nanti, dengan tingkat kupon yang rendah tertariklah Anda untuk mengoleksi?
Jangan terlewat, masa penawaran ORI018 berlangsung pada 1 Oktober hingga 21 Oktober 2020. Jika tertarik, siapkan dana mulai Rp 1 juta sampai dengan Rp 3 miliar untuk berinvestasi di produk obligasi Pemerintah ini.
Dari laman Menteri Keuangan, keputusan untuk menawarkan ORI018 dirasa tepat oleh Pemerintah. Pasalnya, saat ini sedang terjadi kondisi yang tidak biasa yakni pandemi. Untuk itu, Pemerintah mengelola pembiayaan APBN dengan lebih hati-hati (prudent) dan memastikan setiap pembiayaan digunakan untuk kegiatan produktif.
Melalui ORI018, Pemerintah pun ingin mengajak masyarakat untuk terlibat dalam program pemulihan ekonomi dan pembangunan nasional dan bersama-sama menjaga masa depan Indonesia pasca pandemi covid-19.
Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penerbitan ORI018 akan dimanfaatkan untuk pembiayaan APBN 2020, termasuk pembiayaan dalam rangka upaya penanganan dan pemulihan dampak pandemi Covid-19.
Di tengah ancaman resesi dan pandemi korona yang berkelanjutan, kebutuhan masyarakat untuk menempatkan dana di instrumen yang aman rasanya perlu diperhatikan.
Menurut analis, tak ada salahnya Anda membeli produk obligasi ritel, karena lebih menarik dipilih ketimbang instrumen investasi lainnya.
Lebih menguntungkan
Head of Economic Research PT Pefindo, Fikri C Permana, mengatakan, produk Obligasi Ritel Indonesia 18 cukup layak dan menarik untuk dipilih sebagai instrumen investasi. Alasannya, produk ORI cukup likuid di kalangan masyarakat, dan tidak terlalu berisiko, kalau mau dibandingkan dengan instrumen lainnya.
Fikri mengatakan, ketimbang menanamkan uang di deposito, akan lebih menguntungkan jika berinvestasi lewat ORI. Lebih lagi, menurut Fikri, dengan perlambatan ekonomi, dan kondisi perbankan yang tak menentu, ketertarikan investor pada deposito tengah menurun.
Ia memberi gambaran, deposito bank Buku IV menawarkan bunga 3% ditambah dengan pajak 20% maka gross bunganya sekitar 3,5%. “Nah, imbal hasil yang ditawarkan ORI akan menambah ketertarikan investor, ketimbang memilih deposito. Meskipun bunga deposito bisa diperoleh tiap bulan, tapi risiko ORI lebih minim,” sebut Fikri.
Dia menambahkan tingkat kupon di kisaran 5,7% masih menarik. Kendati angka tersebut lebih rendah dibandingkan ORI017.
Dari hitungan Fikri, dengan tingkat kupon yang ditetapkan Pemerintah sebesar 5,7% ditambah pajak 15% maka gross kupon ada di kisaran 4,5% itu masih lebih menguntungkan dari deposito. “Tak heran kalau ORI diburu investor. Dari situ, produk ORI akan dimaksimalkan pasar,” ujarnya.
Senada, Ramadhan Ario Maruto, Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas berpendapat dengan tingkat kupon yang ditawarkan ORI018 sebesar sebesar 5,7% per tahun, maka bunga yang akan didapat 5,5% dengan tenor tiga tahunan. Potensi imbal hasil ini, kelihatan lebih baik ketimbang bunga yang ditawarkan deposito bank sebesar 4%.
Dengan adanya isu resesi ekonomi, dan tingkat suku bunga deposito yang diperkirakan masih akan turun, Ramadhan melihat tawaran ORI dari Pemerintah sangat menarik bagi investor. Sehingga, kalau dilihat ORI sangat aman untuk dikoleksi,” tandasnya.
Ramdhan menambahkan, amannya mengoleksi ORI018 karena imbal hasilnya tetap. Terlebih lagi, dengan suku bunga acuan Bank Indonesia 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 4% saat ini, ORI018 memberikan imbal hasil yang lebih tinggi 1,7 persen, atau selisihnya 170 basis poin.
Kupon ini juga akan dibayarkan secara rutin tiap bulan.
Nah, dari situ, Ramadhan menyebut ORI masih memiliki prospek cerah ketimbang instrumen lain.
Sebut saja surat utang negara (SUN). Saat ini yield obligasi SUN tenor 5 tahun berada di sekitar 5%. Alhasil, kalau dihitung, kupon ORI018 masih lebih tinggi sedikit dari SUN tersebut.
Jika dibandingkan dengan reksadana pendapatan tetap dan pasar uang, Ramadhan menyarankan untuk tetap memilih ORI018. Pasalnya dua jenis reksadana tersebut masih cukup terpengaruh oleh fluktuasi pasar saham, dan gejolak perekonomian.
Hanya saja, Ramadhan mencatat dari sisi kupon yang ditawarkan, nilainya masih tak jauh berbeda dengan SR013. Sehingga, akan sangat menambah gairah pasar jika tingkat kupon sedikit dikerek.
Akan laris
Namun, Ramadhan yakin, bahwa penjualan ORI018 akan laris di pasar. Mengingat penjualannya dilakukan secara online, dan harga penawarannya dapat dijangkau semua kalangan investor.
Dilihat dari produknya, ORI018 rupanya menyimpan banyak keuntungan. Itulah mengapa Ramadhan menyarankan untuk investor pemula memilih instrumen investasi yang satu ini. Sebab, instrumen ini dapat diperdagangkan (tradable) di pasar sekunder.
Jadi, jika pandemi ini berakhir lebih lama dari perkiraan dan investor butuh dana, mereka bisa menjualnya di pasar. Walaupun tetap ada risiko pada harga, bisa naik maupun turun.
Sementara menurut Fikri, potensi investasi di instrumen reksadana pendapatan tetap maupun pendapatan pasar uang juga cukup menjanjikan, sama seperti ORI018.
Hanya saja, produk ORI mampu memberi return yang tinggi tatkala inflasi berada di angka yang rendah. Misalnya, ketika Pemerintah kembali memperolehkan bisnis berjalan dengan normal, lalu inflasi hanya berkisar 0,1%, maka return daru ORI018 akan mencapai 3,3%.
Di samping itu juga, pandemi yang berkepanjangan akan berdampak pada tingginya tingkat pengangguran. Dari situ, literasi masyarakat yang aman akan sangat diperhatikan. Mengingat nilai investasi ORI yang terjangkau, dibanding surat utang negara (SUN) yang minimal sebesar Rp 2 miliar, maka ORI sangat layak dikoleksi.
Fikri memberi saran, jika ingin mengoleksi portofolio ini, tetap harus mempertimbangkan tujuan investasi anda.
Disamping itu, bagi investor pemula, akan sangat baik jika membaca prospectus terlebih dahulu, sehingga paham betul kondisi investasi dan risiko yang dihadapi. “Kalau dilihat ORI itu minim sekali risikonya. jadi untuk investor yang mau masuk ke pasar uang, akan sangat baik jika memulainya dari ORI,” imbuh Fikri.
Sumber: Tabloid Kontan

WA only
Leave a Reply