Sri Mulyani: Penerimaan pajak terus membaik

JAKARTA. Menteri Keuanga (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan penerimaan pajak pada jenis sektor usaha terus mengalami pembalikan pada posisi akhir di Novemeber 2020.

Ia menerka tren ini akan terus berjalan hingga Desember seiring dengan perbaikan ekonomi di kuartal IV-2020 dibandingkan kuartal III-2020 dan kuartal II-2020. Meski secara tahun realisasi penerimaan pajak per sektor usaha masih minus, namun secara bulanan mayoritas sudah mulai membaik.

Data Kementerian Keuangan mencatat realisasi penerimaan pajak hingga November 2020 dari lima sektor usaha utama beranjak pulih. Pertama, industri perdagangan minus 17,49%, lebih baik dibandingkan posisi bulan Oktober yang minus 32,55%.

Kedua, jasa keuangan dan asuransi minus 25,49% atau membaik dibanding bulan sebelumnya yang mengalami kontraksi 40%. Ketiga, konstruksi dan real estat minus 23,04%, kontraksinya lebih rendah dibanding Oktober 2020 yang minus 26,96%.

Keempat, transprotasi dan pergudangan minus 14,61% membaik daripada realiasi bulan sebelumnya yang negatif 19,39%.Kelima, pertambangan yang mencatat realisasi minus 42,07% atau lebih baik dibandingkan Oktober 2020 yang kontraksi 56,82%.

Kendati begitu, hanya sektor pengolahan masih minus 27,27% pada bulan November. Pencapaian tersebut menunjukan pemburukan, sebab pada Oktober kontraksnya lebih rendah yakni minus 26,16%.

“Jadi kalau dilihat di dalam berbagai kebijakan pajak ini industri pengulahan masih struggle, perdagangan ada ayunan pemulihan yang cukup kuat, jasa keuangan juga, lalu kontruksi real estat dan transportasi juga ada pemulihan yang menunjukan perbedaan pada kuartal III-2020 maupun Oktober, sama juga dengan pertambangan,” kata Menkeu dalam Konferensi Pers realisasi APBN Periode November 2020, Senin (21/12).

Dalam catatannya, Menkeu menyampaikan perubahan status dari pembatasan sosial bersekala besar (PSBB) ketat menjadi PSBB transisi lebih cepta dicapture oleh sektor perdagangan. Sedangkan, dampak pada kinerja sektor industri pengolahan masih tertahan pada November.

Di sisi lain, perbaikan kinerja impor dan pajak pertambahan nilai (PPN) dalam negeri lebih tinggi dampaknya untuk sektor perdagangan dibandingkan industri pengolahan. Sementara, kinerja sektor jasa keuangan membaik pada November 2020 disebabkan adanya pembayaran ketetapan pajak. Meskipun, kinerja pembayaran rutin masih lemah akibat rendahnya serapan kredit.

Kemudian, kinerja sektor transportasi dan pergudangan membaikm seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat dan aktivitas ekonomi. Namun, Menkeu menilai sebetulnya masih tertahan akibat syarat protokol kesehatan untuk penumpang.

Senin, 21 Desember 2020

Sumber : Kontan.co.id

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only