Stimulus Pemerintah Gairahkan Industri Properti

JAKARTA. Tiga kebijakan dan stimulus pemerintah dinilai menjadi angin segar bagi sektor properti. Untuk itu, momen ini merupakan saat yang tepat untuk membeli hunian.

“Stimulus pemerintah tersebut akan menggairahkan kembali industri properti yang mengalami low season di tengah pandemi. Apalagi pulihnya sektor properti cukup penting bagi pemulihan ekonomi nasional,” kata Country Manager Rumah.com Marine Novita dalam keterangan tertulisnya Senin (29/3/2021).

Adapun stimulus yang dimaksud adalah rendahnya suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) di 3,50%, Loan to Value/Financing to Value (LTV/FTV) kredit/pembiayaan properti menjadi paling tinggi 100% untuk semua jenis properti serta insentif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 0% atas pembelian rumah tapak dan rumah susun.

“Penetapan LTV dan FTV sebesar 100% untuk kredit properti memungkinkan konsumen tidak perlu lagi membayar uang muka, sedangkan dengan pembebasan PPN ditujukan untuk meningkatkan kemampuan konsumsi masyarakat kelas menengah dalam hal kepemilikan rumah,” jelasnya.

Menurut Marine kebijakan pemerintah tersebut harus langsung diikuti kalangan perbankan untuk menurunkan suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Dari catatan BI sendiri, penurunan suku bunga dasar kredit (SBDK) perbankan masih terbatas dalam merespons pemangkasan suku bunga kebijakan. Dari Januari 2020 sampai Januari 2021, suku bunga BI7DRR turun sebesar 125 bps (year-on-year), sementara SBDK hanya turun sebesar 78 bps (year-on-year). Hal ini menyebabkan spread SBDK terhadap BI7DRR melebar dari 5,82% pada Januari 2020 menjadi 6,28% pada Januari 2021.

Menurut Marine, dari tiga kebijakan pemerintah tersebut dapat dilihat pemerintah sedang berusaha keras menggenjot industri properti agar segera melakukan pembelian rumah baik rumah tapak maupun rumah susun, khususnya pembelian rumah atau hunian pertama. “Tiga kebijakan pemerintah tersebut juga menunjukkan bahwa sesungguhnya saat ini adalah kondisi termudah untuk membeli rumah,” kata dia.

Turunnya harga properti dan naiknya suplai properti menunjukkan bahwa pasar properti masih berada dalam situasi buyer’s market. Bagi konsumen yang sudah siap secara finansial, inilah saat termudah untuk membeli hunian. Pembeli rumah pertama akan dimanjakan oleh melimpahnya pilihan properti dengan harga yang bersaing, fasilitas DP Rumah Nol Persen dan pembebasan PPN 100 Persen.

Sementara bagi generasi milenial dan generasi Z, adanya kemudahan membeli rumah harus dipertimbangkan dengan hati-hati. Sebaiknya mereka menginvestasikan dana yang mereka miliki untuk sesuatu yang lebih produktif. Sebagai contoh apabila mereka mau membeli hunian, hal ini bisa sebagai bentuk investasi masa depan karena akan menjadi aset yang nilainya akan naik berlipat-lipat saat mereka sudah berusia 40 tahunan.

Sumber: BeritaSatu.com. Senin, 29 Maret 2021.

Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

WhatsApp WA only